Kisah Asal Mula Syair I’tiraf Abu Nawas, Doa yang Menyentuh Hati
Asal mula Syair I'tiraf sebagai doa Abu Nawas untuk merayu Tuhan, menjadi syair dan pujian yang populer di kalangan muslim.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: abduh imanulhaq
Ia mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan.
Inilah tingkatan otak.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” sela si murid.
Ialah orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit.
Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar.
Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apa pun yang besar jika dibandingkan dengan ke-Maha-Besaran Allah.
Si murid mulai mengarti maksud dari Abu Nawas.
“Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?” si murid bertanya lagi.
“Mungkin,” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?”
“Dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” jelas Abu Nawas.
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.”
Doa itu adalah: Ilahi lastu lil firdausi ahlaan, wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi, fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi.
Begitulah kisah asal mula doa Abu Nawas yang dikenal dengan syair i’tiraf.
Berikut syair lengkap dan artinya: