Faisal Basri: Akal Sehat dan Hati Nurani Membimbing Saya Memilih Jokowi
Ekonom Senior, Faisal Basri memutuskan untuk memilih capres nomor urut 1, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Ekonom Senior, Faisal Basri memutuskan untuk memilih capres nomor urut 1, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @FaisalBasri pada Sabtu (13/4/19).
Dalam cuitan tersebut Faisal Basri mengaku dirinya penuh kesadaran untuk memilih Jokowi.
"Akal sehat dan kesadaran nurani yang akhirnya membimbing saya memilih Jokowi," tulisnya.
UPDATE: Link Live Streaming Debat Kelima Pilpres 2019 Sabtu 13 April di TVone, ANTV, NET TV
Cuitan tersebut telah dire-tweet sebanyak 2300an kali dan disukai 4.300-an like.
Tak hanya itu 600 ratus komentar membalas cuitan Faisal Basri.
Berikut komentar netizen:
@Noegraha_AB: Apakah kalau mendukung tidak boleh mengkritik dengan kritis...? Pak Faisal, memang selalu mengkritik tetapi memberikan solusi...ini yang benar.
@Bambang68317295: Bapak memang konsisten, sekalipun dukung kalau mau Kritik ya di Kritik. Saya ingin Memberi apresiasi untuk Pilihan Anda.
@hikmatsholeh: Sangat benar Mas. Juga pilih Jokowi, bukanlah utk diri sendiri., tapi juga utk Indonesia.
Diketahui, Faisal Basri kerap mengkritik sejumlah kebijakan Jokowi.
Ia pernah menyebut bahwa pembangunan tol trans Sumatera dan Jawa untuk mempermudah penyaluran logistik adalah sesat pikir.
Hal ini diungkapkan Faisal Basri dalam program acara Indonesia Business Forum TV One, Jumat (28/12/2018) dengan tema Ekonomi Indonesia 2018: Meroket Atau Merosot?
Dalam acara tersebut, pembawa acara menyerahkan waktu ke Misbakhun untuk membahas soal pembangunan insfraktukutur, utang dan ekonomi.
Misbakhun lantas membahas pertumbuhan ekonomi 5,17 di Indonesia adalah pertumbuhan terbaik di negara G-20.
"Kalau mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,1 jelek, maka itu bukanlah sesuatu porposi yang memadai sebuah kejelakan, padahal itu adalah pencapaian yang luar biasa dalam kondisi inflasi yang sangat rendah, artinya pemerintah bisa memperkuat stabilitas harga dan daya beli masyarakat," ujar Misbahkun.
Misbahkun lantas menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang berpenghasilan menengah sehingga dibutuhkan membangun insfraktuktur.
"Jepang, korea, China melakukan itu, dan kini Indonesia jga melakukan hal serupa," ujar Misbahkun.
Misbahkun lantas menyebut bahwa pembangunan insfraktuktur untuk membangun negara ini.
Pembangunan insfraktuktur terkoneksi dengan baik guna logistik cepat sampai di tempat tujuan.
Misbahkun lantas membantah soal pembangunan ngawur.
"Soal pembangunan sudah dilakukan survei dan sebagainya, kajiannya lengkap," ujar Misbakhun.
Soal utang Misbahkun mengatakan pemerintah selalu menjaga rasio antara jumlah utang dengan GDP.
Kemudian, pembawa acara memberikan waktu kepada Faisal Basri untuk memberikan komentar.
Faisal menyebut bahwa keadaan tahun 2018 sama seperti 5 tahun yang lalu.
"Kalau kita lihat 5 tahun yang lalu, hampir sama persis, kita mengalami tekanan global," ujarnya.
Menurut Faisal Basri permasalahan ekonomi tidak diselesaikan di akar masalah, sementara politisi banyak menyelesaikan jangka pendek dan fokus ke pemilu.
Faisal Basri lantas menyebut bahwa tax rasio kini semakin turun.
Faisal Basri lantas membantah pernyataan kMisbakhun yang kurang tepat jika Indonesia dibandingkan dengan negara G-20.
"Kita ini ingin melipur lara diri atau apa, saya kira tidak relevan jika Indonesia dibandingkan dengan negara G-20, negara G-20 pertumbuhan ekonominya dari nol koma sampai 2, bandingkanlah dengan Asean, dan ternyata kita nomor 6, padahal negara Asean cuma 10, kalau mau pelipur lara ya bandingkan saja dengan G-20," ujar Faisal Basri.
Faisal Basri lantas menguatkan pendapat Kwik Kian Gie bahwa pembangunan insfraktuktur yang ngawur.
Menurut Faisal Basri, Indonesia adalah negara Maritim.
"Indonesia terdiri dari ribuan pulau, kalau ingin mengintegrasikan seharusnya transportasinya pakai transportasi laut," ujar Faisal Basri.
Lantas Faisal Basri menyebut bahwa penamaan tol laut adalah sebuah kekeliruan karena di laut merupakan jalan yang bebas hambatan.
"Terminologi tol laut aja sudah salah, di laut itu tol semua bebas hambatan nggak perlu bayar, " ujarnya.
Faisal Basri lantas mengkritik pembangunan Tol di Sumatera dan di Pualu Jawa.
"Dibangun jalan tol Sumatera, jawa-banyuwangi dengan alasan mempermudah logistik, MashaAllah itu sesat pikir, karena logistik yang paling murah dan efisien dan efektik untuk meningkatkan daya saing di Indonesia adalah transportasi laut, logikanya kalau logistik diangkut pakai truck maksimal cuma 10 ton, dan ongkosnya 10 kali lipat lebih mahal, jadi kalau dari Aceh mau dibawa ke darat pakainya transportasi laut, bukan darat," ujar Faisal Basri disambut tepuk tangan.
Faisal Basri lantas menyebut bahwa pembangunan insfraktuktur di pemerintahan Jokowi tidak semua ngawur, namun banyak yang ngawur. (*)
UPDATE: Live Streaming Kampanye Akbar di GBK Putih Bersatu Jokowi-Maruf, Diprediksi Jutaan Orang
• Tak Butuh Promo dari Kaesang Pangarep, 72 Persen Netizen Sanggup Bayar Mahal Kopi Anak Presiden
• Cara Mudah Cek Nama DPT Pemilu 2019 Via Online, lindungihakpilihmu.kpu.go.id
• Bantah Hasil Visum, Keluarga Audrey Tunjukkan Bukti Foto-foto Pasca Pengeroyokan