Kisah Pembentukan Pasukan Elit Kopassus, Pernah Sandang Nama RPKAD dan Kopassandha
Berikut ini kisah Kopassus mulai dari pendiriannya, kemudian bernama RPKAD dan Kopassandha hingga perkembangan mutakhir
Gagasan itu baru dapat diwujudkan dua tahun kemudian oleh Kawilarang yang saat itu menjabat Panglima Tentara dan Teritorium (TT) III/ Siliwangi.
Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 16 April 1992, Kawilarang dibantu Mayor RB Visser alias Mochamad Idjon Djanbi.
Idjon Djanbi merupakan mantan anggota Korps Speciale Troepen (KST), pasukan khusus tentara Kerajaan Belanda dan tercatat pernah bertempur dalam Perang Dunia II.
Akhirnya, pada 16 April 1952, Tentara dan Teritorium III/Siliwangi ditetapkan menjadi Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium (Kesko TT) III/ Siliwangi.
Djanbi dipercaya menjadi komandan pertama.
Pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar, diikuti 400 siswa.
Lulusan dari pendidikan ini merupakan militer dengan kualifikasi komando yang mempunyai keahlian khusus.
Pada 1953 status teritorial Kesko dialihtugaskan dari Panglima III/Siliwangi kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Nama Kesko TT III berubah menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).
Pada 1955 satuan KKAD dikembangkan menjadi resimen sehingga namanya pun diubah menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Akhirnya pada 26 Oktober 1959 nama RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Pangkalan RPKAD dipindahkan ke Cijantung dan SPKAD tetap di Batujajar.
Dalam kurun 1962-1966, nama resimen ini disingkat Menparkoad.
Pada 1966, resimen ini ditingkatkan menjadi Pusat Pasukan Khusus (Puspassus) AD, kemudian berganti nama lagi pada tahun 1971 menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) TNI AD.
Pusat pendidikannya juga berubah nama menjadi Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara (Pussandha Linud).