Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kemendikbud Sediakan Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang Tidak Ingin Sekolah di SLB

jika masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum terlayani untuk pendidikan SLB.

Tribunjateng.com/Wilujeng Puspita Dewi
Murid-murid TK Inklusi Talenta Semarang Jawa Tengah saat bermain clay, menggambar dan membuat origami. Selasa (24/4/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Alaqsha Gilang Imantara

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Padmaningrum menyadari jika masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum terlayani untuk pendidikan SLB.

Dengan adanya UU No 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa bersekolah di sekolah inklusi, biarpun dia Tuna Rungu, Tuna Netra, Tuna Wicara dan Tuna Daksa mereka bisa bersekolah sekolah di sekolah inklusi atau sekolah umum, tidak harus di SLB.

"Jadi tidak perlu membangun SLB Negeri di suatu daerah untuk mengatasi keterbatasan SLB untuk menampung anak berkebutuhan khusus. Jikapun terpaksa membangun SLB Negeri harus memenuhi persyaratan berikut ini yaitu disediakan tanah terlebih dahulu untuk membangun SLB dan jumlah ABK di suatu daerah yang belum sekolah ada banyak sekali"ujarnya ditemui di kantor Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Jumat (26/4/2019).

Dia menyebut saat ini jumlah SLB Negeri dan Swasta di Jawa Tengah mencapai 185 sekolah dari 39 SLB Negeri dan 146 SLB Swasta dengan total 17.598 anak.

Sedangkan, anak berkebutuhan khusus di Jawa Tengah pada tahun 2014 yang belum terlayani jumlahnya mencapai 21.367 anak dengan rincian 655 tuna netra, 2971 tuna rungu, 4077 tuna grahita, 3427 tuna daksa, 765 tuna laras, 179 anak berbakat, 2752 tuna ganda, 843 hiper aktif, 924 ADHD, 551 Indigo, 1747 lambat belajar, 1480 autis, dan 996 tidak teridentifikasi.

"SLB di Demak ada dua yaitu SLB C.C1 Yaspenlub Demak terdiri dari 137 siswa dan SLB B Yaspenlub Demak sebanyak 71 siswa sehingga totalnya 208 siswa,"paparnya.

Untuk jumlah anak berkebutuhan khusus di Demak sebanyak 303 , dengan rincian 7 tuna netra, 37 tuna rungu, 53 tuna grahita, 35 tuna daksa, 3 tuna laras, 27 tuna ganda, 9 hiper aktif, 3 ADHD, 1 indigo, 27 lambat belajar, 49 autis, dan 27 tidak teridentifikasi.

Diakuinya, masih banyak guru yang tidak linier atau berasal dari lulusan jurusan pendidikan khusus untuk mengajar di SLB. Hal itu dikarenakan kampus yang menghasilkan lulusan guru dari jurusan pendidikan khusus di Jawa Tengah sedikit, hanya ada di UNS Surakarta.

Namun hal itu tidak menjadi suatu permasalahan karena yang terpenting yaitu pengalaman atau jam kerja untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus.

"Potensi anak berkebutuhan khusus luar biasa karena mereka memiliki berbagai potensi mulai dari menyanyi, tata boga, membatik, maupun olahraga,"tuturnya.

Sebagai contoh nyata, anak berkebutuhan khusus di Provinsi Jawa Tengah memiliki prestasi tingkat Internasional seperti prestasi siswa SLB Negeri Semarang yang juara di Malaysia tahun 2019 dan siswa SLB Negeri Surakarta yang berprestasi di Abu Dhabi tahun 2019.

"Kami berkomitmen dan memfasilitasi anak berkebutuhan khusus di Jawa Tengah agar terus berprestasi mewakili Jawa Tengah di tingkat Nasional maupun Internasional,"ucapnya.

Kepala Cabang Disdikbud Provinsi Wilayah II di Demak, Ernest Ceti Septiyani mengatakan ada lima permasalahan dalam pendidikan khusus dan layanan khusus di Provinsi Jawa Tengah yaitu yang pertama Ketersediaan Satuan Pendidikan Khusus dan layanan khusus di Jawa Tengah yang masih relatif terbatas.

"Siswa yang tidak tertampung di SLB bisa bersekolah di sekolah inklusi. Untuk SMA inklusi di Demak yaitu SMA Negeri 3 Demak yang saat ini memiliki 1 orang anak berkebutuhan khusus,"ujarnya ditemui di kantor cabang dinas pendidikan wilayah II Demak, Rabu (24/4/2019).

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved