Kemendikbud Sediakan Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang Tidak Ingin Sekolah di SLB
jika masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum terlayani untuk pendidikan SLB.
Penulis: Alaqsha Gilang Imantara | Editor: galih permadi
Kepala SLB C.C1 Yaspenlub Demak , Muhson mengatakan data anak disabilitas menurut kepala sekolah sebelumnya pada tahun 2013 yang bersumber Dinas Sosial Demak yaitu sebanyak 1500 anak. Namun yang baru tertangani 200 anak, sehingga yang belum tertangani lebih dari 1000 anak.
"Yang jelas Demak butuh SLB negeri supaya semua anak- anak Disabilitas di Demak bisa tertampung,"ucapnya, Jumat (26/4/2019).
Sementara itu, Kepala Disdikbud Demak, Anjar Gunadi menambahkan untuk di Demak tidak ada sekolah inklusi tingkat SD dan SMP.
"Kalau SD khusus inklusi tidak ada, Untuk SMP inklusi tidak ada.
Tetapi dulu ada beberapa SMP yang ditunjuk untuk menampung anak anak berkebutuhan khusus. Tetapi sekarang sudah tidak aktif,"imbuhnya.
Permasalahan kedua menurut Ernest Ceti Septiyani, yakni kuantitas dan kualitas guru dan atau tenaga kependidikan dengan Iatar belakang pendidikan khusus masih relatif terbatas.
"Yang ketiga, Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki SLB sebagai satuan pendidikan khusus dan layanan khusus masih relatif terbatas,"ungkap Ernest.
Yang keempat, sebagian besar belum memiliki gedung dan fasilitas umum yang aksesibel bagi ABK dan tidak memiliki fasilitas ruang terapis dan tenaga profesi terapis yang menjadi standar layanan penyelenggaraan sekolah.
"Yang kelima, Keberagaman kebutuhan beiajar secara optimal pada siswa dengan perbedaan fisik, inteIektual, sosial, emosi yang sangat beragam,"ucap Ernest.
Menurutnya, banyak potensi yang bisa digali dari siswa SLB. Untuk di Demak siswa SLB paling banyak menyukai seni membatik karena membatik adalah seni. Maksudnya pelajaran membatik untuk siswa berkebutuhan khusus itu sangat positif karena banyak unsur seni yang ada di dalam pembelajaran membatik sehingga siswa berkebutuhan khusus akan menikmati proses belajar di SLB.
"Melalui membatik diharapkan anak-anak memiliki kemandirian dan modal kewirausahaan ketika sudah lulus nanti. Kemandirian tidak hanya untuk melayani dirinya sendiri tetapi juga melakukan kegiatan produktif yang bermanfaat pada saat anak-anak tersebut tamat dari SLB,"sambung dia.
Kepala SLB B Yaspenlub Demak, Wati mengatakan membatik merupakan kegiatan yang paling dominan diterapkan dalam pembelajaran di SLB mulai tingkat SMP hingga SMA.
Di SLB tingkat SMP, anak - anak sudah memulai membatik untuk membuat slayer. Ketika sudah tingkat SMA, anak -anak membatik untuk memproduksi kain.
"Produksi SMP cuma pembuatan slayer, kalau sudah di tingkat SMA sudah berbentuk kain. Semuanya itu dinamakan batik tulis,"ucapnya.
Diakuinya, batik tulis memiliki kepuasan, nilai seni tinggi dan tingkat kesulitan tinggi dibandingkan batik cap.
Kain yang sudah jadi dipamerkan dalam event UMKM atau KONI. Kain batik juga dijual melalui orang ke orang atau online. Namun untuk penjualan dia tidak memiliki ruko sehingga sedikit terkendala.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/murid-murid-tk-inklusi-talenta-semarang_20180424_170408.jpg)