Kemendikbud Sediakan Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang Tidak Ingin Sekolah di SLB
jika masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum terlayani untuk pendidikan SLB.
Penulis: Alaqsha Gilang Imantara | Editor: galih permadi
"Dengan keterampilan membatik, anak-anak bisa berwirausaha setelah lulus dari SLB. Per tahun ada anak setelah lulus bisa mandiri dengan bekal keterampilan membatik,"tuturnya.
Rifki Wahyu Utomo, siswa kelas 12 SMALB Yaspenlub Demak merasa senang dan tidak kesulitan dalam membatik.
Hal yang sama diungkapkan Misrotul Hasanah, siswa kelas 10 SMALB Yaspenlub Demak. Dia senang dalam membatik. Dia membatik dengan tema belimbing dan ikan ciri khas Demak.
Awalnya, anak - anak membuat pola bebas menggunakan pensil sesuai ide mereka. Kedua; pola dikertas dijiplak di kain. Ketiga; dicanting pake malam. Keempat; kain diwarnai, tergantung kreativitas anaknya jangan terlalu banyak warna. Kelima; proses fiksasi, diberi waterglass untuk mengikat warna, supaya warna melekat di lain dan tidak mudah luntur.
Keenam; didiamkan kurang lebih 30 menit ditempat yang teduh. Ketujuh; setelah itu dicuci untuk menghilangkan water glass. Kedelapan; di lorot atau direbus untuk menghilangkan malam waktu penyantingkan.
Kesembilan; dijemur ditempat yang teduh sampai kering. Selanjutnya, disetrika biar rapi dan pengemasan packing
Guru Batik, Wangit mengatakan batik yang dibuat siswa-siswinya dengan panjang 215 cm dan lebar 115 cm dijual dengan harga Rp 120rb sampai Rp 250 ribu.
"Motif flame seharga Rp 175 ribu, Motif Ciprat Rp 120 ribu, Motif Bambu Ciprat Warna Rp 200 ribu, Motif Tumpal Garis Rp 150 ribu, Motif Lurik Dodle Art yang dipakai oleh pegawai Pemkab Demak Rp 250 ribu,"ucapnya.
Sedangkan, yang paling banyak dipesan batik hitam motif burung Rp 250 ribu dan batik merah motif kupu-kupu berantai Rp 250 ribu. (agi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/murid-murid-tk-inklusi-talenta-semarang_20180424_170408.jpg)