Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Brebes Cukup Tinggi Karena Hal Ini
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Brebes terbilang tinggi.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Brebes terbilang tinggi.
Persoalan tersebut saat ini menjadi permasalahan utama di bidang kesehatan.
Selain kedua masalah itu, penanganan kasus Tuberkulosis (TBC) juga menjadi perhatian.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, kasus AKB di mencapai 325 kasus.
Dengan kasus yang paling banyak berada di Puskesmas Brebes sebanyak 24 orang.
Sedangkan untuk AKI mencapai 30 kasus. Dengan kasus terbanyak di Puskesmas Sitanggal dengan enam orang.
"Khusus untuk AKI sedikitnya ada 24 puskesmas yang ditemukan kasus tersebut. Jadi masalah AKI dan AKB ini jadi prioritas," kata Wakil Bupati Brebes, Narjo, usai Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Hotel Grand Dian Brebes, Kamis (2/5/2019).
• Ratusan Buruh di Brebes Unjuk Rasa Tuntut Bupati Perhatikan Nasib Buruh
Menurut Narjo, penanganan kasus AKI dan AKB harus dilakukan secara cepat. Untuk itu, ia meminta kepada seluruh stakeholder untuk bersinergi mengatasinya.
Sementara untuk kasus TBC di Kabupaten Brebes mencapai 2.724 kasus.
Di mana, kasus terbanyak ditemukan di Puskesmas Brebes dengan 884 orang.
Sedangkan kasus terkecil ada di Puskesmas Kalimati dengan 10 kasus.
"Untuk penyakit TBC ini memang Indonesia menempati posisi kedua terbanyak dengan beban tertinggi. Hal itu sesuai dengan data WHO Global Tubercolosis Report 2016," imbuhnya.
"Selain beberapa kasus di atas, masih ada kasus lain yang butuh penanganan khusus yaitu stunting dan hipertensi. Jadi, mari sama-sama mengentaskan permasalahn kesehatan yang ada saat ini, untuk Brebes yang lebih sehat," ajaknya.
Kasi Promosi Kesehatan, dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Brebes, Muhtar mengatakan, angka Kematian Bayi (AKB) di Brebes, menduduki rangking teratas di Jawa Tengah.
Pada 2018 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes mencatat angka kematian bayi mencapai 325 kasus.
Menurutnya, tingginya angka kematian bayi ini dikarenakan buruknya kualitas kesehatan masyarakat.
Hal itu karena masih banyaknya warga yang belum memiliki jamban sehat.
"Angka kematian bayi dan ibu serta stunting di Brebes sangat tinggi. Itu semua disebabkan karena kualitas kesehatan masyarakat di Brebes yang masih buruk. Penyebabnya masih banyaknya warga yang belum memiliki jamban," kata Muhtar.
• Dana Kampanye PKB di Brebes Terbesar, Capai Rp 2,5 Miliar
Untuk angka kematian ibu di Kabupaten Brebes, katanya, jumlahnya memang mencapai 30 kasus.
Jumlah tersebut menempati urutan ketiga tertinggi di Jawa Tengah. Sedangkan jumlah penderita stunting sebanyak 28,5 persen.
Dikatakannya, tidak adanya jamban sehat menimbulkan efek negatif bagi warga.
Di antaranya adalah munculnya penyakit diare.
Dimana bila seseorang sering mengalami diare, maka akan merusak pili pili usus yang berfungsi untuk menyaring makanan.
"Bila pili pili usus rusak, maka usus tidak berfungai maksimal. Makanan yang tidak berguna bisa jadi malah terserap usus demikian pula sebaliknya. Ini akan berlengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh," terang Muhtar. (nal)