Prabowo Subianto kepada Media Asing: Pada 2014, Saya Tidak Terima Sepenuh Hati
Calon presiden (Capres) no urut 02 Prabowo Subianto saat bertemu media asing menyatakan kecurangan membuatnya tak akan menerima hasil Pemilu 2019
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: abduh imanulhaq
"Jika mereka bermaksud memperbaikinya sebelum tanggal 22 (Mei), itu sangat mudah. Jika mereka serius, kita memiliki banyak pakar. Kita bahkan bisa mendapatkan pakar internasional. Demi mendapatkan sebuah audit IT yang rasional," tegas dia.
Sejauh ini, hasil hitung cepat (quick count) dari lembaga survei independen dan hitung riil (real count) yang sedang berlangsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperlihatkan Jokowi unggul.
Padahal pada hari-H pemilihan ketika suara masih belum beres dihitung di sejumlah TPS, Prabowo sudah menyatakan diri menang.
Dia bersandar pada hasil hitung tim suksesnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN), yang disebut mendapatkan 62 persen suara.
Adapun hasil resmi penghitungan suara oleh KPU baru akan diumumkan pada 22 Mei mendatang.
Muncul pula pertanyaan di forum tersebut mengenai sikap Prabowo atas wacana people power yang dilontarkan Amien Rais, ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN).
Prabowo menyatakan sikapnya yang tidak akan mendorong massa turun ke jalanan.
Namun, dia juga tak akan menghentikannya kalau itu terjadi.
"Terserah mereka, itu keputusan rakyat. Saya bukan seorang diktator. Saya tidak akan bilang lakukan ini atau itu. Saya tidak akan menyuruh orang-orang pergi ke jala tapi saya yakin mereka akan melakukannya. Karena, jika Anda melihat sejarah, rakyat Indonesia bukanlah kambing. Mereka tidak akan begitu saja menerima," papar Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno dan sejumlah petinggi BPN antara lain Ketua BPN Djoko Santoso, Anggota Dewan Penasihat BPN Rizal Ramli, Direktur Hubungan Luar Negeri Irawan Ronodipuro, dan Direktur Kampanye BPN Sugiono.
Ada pula Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Direktur Materi Debat Sudirman Said.
Saat ditemui Kompas.com seusai pertemuan, Sudirman Said mengatakan, dalam pertemuan itu pihaknya membahas mengenai penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dinilai patut dijelaskan ke kalangan internasional.
"Ya pokoknya ada kebutuhan untuk menjelaskan kepada kalangan internasional," ujar Sudirman.
Menurut Sudirman, dalam pertemuan itu, BPN memaparkan berbagai penyimpangan, kecurangan, dan kekeliruan terkait Pemilu 2019.
Mantan Menteri ESDM di Kabinet Kerja itu menyebut bahwa ada permintaan dari sejumlah media asing agar Prabowo menggelar pertemuan.