Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Menengok Produksi Gula Aren di Desa Sampang Banjarnegara, Masih Mengandalkan Tungku Tradisional

Umumnya masyarakat mengenal gula merah atau Jawa berbahan nira kelapa yang lebih mudah dijumpai di pasar.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
Irma, warga desa Sampang kecamatan Karangkobar Banjarnegara memasak nira aren dan mencetakknya dalam batok kelapa menjadi gula aren siap jual 

TRIBUNJATENG COM, BANJARNEGARA - Umumnya masyarakat mengenal gula merah atau Jawa berbahan nira kelapa yang lebih mudah dijumpai di pasar.

Gula jenis ini pun laris di pasaran, terutama saat bulan suci Ramadan untuk pemanis minuman atau hidangan berbuka.

Selain itu, masyarakat juga mengenal Gula Aren. Meski keberadaannya lebih sulit ditemukan di pasaran.

Jika gula kelapa dibuat dengan bahan nira kelapa, gula aren dibuat dari nira Aren.

Sekilas penampilan gula aren tak ada beda dengan gula kelapa, hanya warnanya tampak lebih gelap.

Tetapi jika diteliti lebih jauh, baik dari rasa hingga aroma, akan lebih jelas pembedanya.

Tungku tradisional berbahan bakar kayu masih jadi andalan Irma, warga Desa Sampang Kecamatan Karangkobar untuk membuat gula aren.

Bahan dasar pembuatan gula ini adalah nira atau dalam istilah Banyumasan Badeg yang diambil dari pohon Aren.

Pepohonan Aren memang masih tumbuh subur di kebun-kebun warga atau hutan.

Meski keberadaannya semakin jarang karena banyak yang telah ditebang untuk ditanami komoditas lain.

Pengrajin gula Aren pun terus berkurang seiring dengan menyusutnya produktifitas tanaman Aren.

Populasi penderes nira aren di desa ini juga berkurang karena tragedi longsor Dusun Jemblung, 2014 silam.

Beberapa penderes yang tengah berburu nira di lereng bukit Tlaga Lele dilaporkan ikut hilang saat bukit itu runtuh dan mengubur pemukiman.

"3 penderes tidak kembali, termasuk paman,"katanya

Irma satu di antara sekitar lima pengrajin di dusunnya yang masih bertahan memproduksi Gula Aren.

Keluarganya masih memiliki belasan pohon Aren di kebun yang menjadi ujung tombak produksi gula aren.

Meski beberapa di antaranya sudah tidak produktif karena usia pohon terlalu tua.

"Kalau pas cuaca terang, pohon yang tua gak keluar niranya.

Kalau pohon gak keluar nira, berhenti buat gula," katanya

Usaha rumahan ini bukan hanya melibatkan perempuan yang bertugas mengolah nira menjadi gula.

Dari usaha itu, lahir profesi penderes yang setiap hari bertugas memanjati sejumlah pohon Aren untuk berburu nira.

Pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh laki-laki atau suami dalam rumah tangga.

Lantas di tangan perempuan seperti Irma, nira yang telah dicampur bahan lain itu dimasak hingga beberapa jam di atas tungku tradisional.

Hingga bahan cair itu berubah mengental, Irma lanjut mencetaknya.

Limbah batok kelapa yang telah dibelah dan berbentuk mangkuk jadi alat cetak alami untuk membentuk gula Aren sesuai keinginan pasar.

Satu kilogram Gula Aren biasa ia jual seharga sekitar Rp 18 ribu.

Produksi gula Aren Irma tidak lah banyak.

Dalam sehari, ia hanya bisa menghasilkan sekitar 1 kilogram, atau paling banyak 5 kilogram.

Produksi gula aren memang bergantung dari seberapa banyak pasokan bahan baku atau nira yang didapat penderes.

Irma pun tidak bisa setiap hari memproduksi gula.

Ia harus bergantian memproduksi gula dengan kerabatnya karena mengandalkan pohon Aren yang sama.

"5 hari buat, 5 hari gak, gantian dengan Uwa. Bisa buat sampingan,"katanya

Harga gula aren memang sedikit lebih mahal dibanding gula kelapa yang hanya sekitar Rp 14 ribu sampai 15 ribu perkilogram di tingkat pengrajin.

Populasi tanaman Aren yang menghasilkan nira untuk bahan pembuatan gula lebih langka ketimbang pohon kelapa yang pesebarannya lebih masif.

Selain itu, Gula Aren dinilainya memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya dihargai lebih mahal.

Rasa gula aren lebih manis dan enak.

Aromanya pun lebih wangi dan tajam dibandingkan gula kelapa.

Perbedaan itu tentu akan lebih jelas ketika kita merasakannya langsung.

"Dikunyah juga enak, pengganti permen,"katanya. (Aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved