Heboh PPDB SMP di Karanganyar, Tengah Malam Wali Murid Mengantre, Bupati Akhirnya Undur 1 Juli 2019
Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Karanganyar akan diundur pada 1-4 Juli 2019.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Karanganyar akan diundur pada 1-4 Juli 2019.
Hal itu diungkapkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (12/6/2019) malam.
Sebelumnya, dari pantauan Tribunjateng.com di SMP N 1 Tawangmangu Karanganyar, tampak ratusan orang tua wali murid mengantre sebelum dibukanya pendaftaran PPDB pada 13-18 Juni 2019.
• Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Akan Ditutup Agustus 2019, Suwandi Minta WPS Diopeni
• UPDATE Nasib Brigpol Dewi Seusai Video Panas Disebar : Dipecat, Diceraikan dan Kompol Ternyata Gay
• Kronologi Suami Gadaikan Istri 250 Juta hingga Terjadi Peristiwa Mengenaskan, Ini Pengakuan Pelaku
• Mayangsari Foto Bareng Bambang Trihatmojo Naik Luxury Sleeper Train, Pake Sandal Jutaan Rupiah
Meski pendaftaran baru dibuka pada Kamis (13/6/2019) pukul 07.30, para orang tua wali murid sudah berdatangan mengantre di SMP N 1 Tawangmangu sekira pukul 11.00.
Hingga pukul 24.00, mereka masih bertahan di sekitaran sekolahan.
Itu lantaran adanya peraturan yang memberitahukan, siswa yang diterima melalui seleksi zona 2 berdasarkan urutan pendaftaran yang lebih dulu mendaftar.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, PPDB tingkat SMP diundur pada 1 Juli 2019.
"Saya putuskan diundur tanggal 1 Juli. Sistemnya online tidak seperti itu (offline). Diundur karena, gejalanya kalau offline harus antre seperti itu, kasihan wali murid. Online kan bisa. Tetap zonasinya tapi sistemnya online. Peraturannya juga tidak terlalu saklek waktunya.
Di lain kabupaten juga masih panjang (pembukaan PPDB) tanggal 5 Juli, kita sudah terlalu maju sebetulnya. Maka diundur, Dipersiapkan yang baik. Dulu pakai online dibiayai BOS, kita akan biayai menggunakan APBD," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (12/6/2019) malam.
"Zonasi 1 diatur per lingkungan yang berdekatan. Zonasi agak jauh pakai aturan pendaftaran berebut cepet-cepetan. Untuk mengantisipasi supaya kuota bisa tertata dengan baik, kalau dengan online bisa kita lihat. Tetap harus ada pendekatan prestasi," lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, perubahan yang fundamental yakni dari pendaftaran yang semula menggunkan sistem offline dirubah menjadi sistem online.
"Supaya orang tidak terlalu berjubel, kasihan. Antrian itu kan bagi mereka ingin cepat untuk mendaftar, karena jumlah pendaftar itu ditentukan oleh percepatan urutan mendaftar. Buka urutan prestasi. Sehingga mereka berubel-jubel, khawtir. Sistemnya online. Kalau online kan orang tidak bersentuhan dengan antrean, orang bisa mendaftar dari rumah," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar, Agus Hariyanto menyampaikan, telah terjadi misskomunikasi antara orangtua wali murid dan pihak sekolahan.
"Misskomunikasinya itu di sana (sekolahan) oleh pihak sekolah ada penataan kursi. Kursi itu besok akan dipakai dan diduduki oleh yang antre. Memang sudah ada nomornya.
Nomor itu diduduki sesuai antrean pendaftar besok.Nggak tahunya sudah diduduki mulai sekarang. Karena menimbulkan keresahan, Pak Bupati ngersakne (meminta) untuk sementara diundur dulu. Nanti akan dilaksankan secara online," terangnya.
Ia menuturkan, selama pengunduran pihaknya akan mempersiapkan terkait adanya perubahan sistem pendaftaran yang semula dari offline menjadi online.
"Kita akan sesuaikan Juknis yang ada. Kita juga akan sosialisasikan ke sekolah kembali, dan kita cari rekanana (pihak ketiga) untuk pengadaan jasa onlinenya," paparnya. (Ais)
• Keluarga Khoirul Bocah Pati yang Dibakar Temannya Butuh Bantuan Biaya Pengobatan
• Endang Dapat Durian Runtuh, Beli Toyota Avanza Dapat THR Toyota Innova
• Temuan BPN soal Dana Kampanye, dalam Waktu 13 Hari Kekayaan Jokowi Bertambah sampai 13 Miliar
• Refly Harun: Kalau Perbaikan Gugatan BPN Ditolak, The Game Is Over