Kisah Kusni Kasdut, Pejuang yang Jadi Perampok dan Gasak Berlian di Musem Nasional, Akan Difilmkan
Tumben, polisi-polisi ini pagi-pagi sekali sudah tertarik berkunjung ke museum. Namun ia tidak tertarik untuk menyelidik lebih jauh. Ah, biarlah
Sempat beberapa saat mereka mengagumi berbagai model rumah rakyat Nusantara yang terpajang di sana.
Tapi itu tak lama.
Ketika dirasa tidak ada lagi penjaga yang memperhatikan, dengan tenang mereka keluar dan naik ke lantai atas.
Di lantai 2, Budi dan Sumali segera menguasai situasi dengan mengajak bicara seorang petugas jaga. Mereka banyak bertanya agar petugas menjadi sibuk.
Sementara dua yang lain, Kusni dan Herman, langsung menyelinap masuk ke ruangan yang jadi sasaran, yakni Ruang Pusaka.
Betapa kaget dua orang itu karena ternyata ada dua penjaga yang bertugas di dalam Ruang Pusaka.
Merasa kepalang tanggung, beserta sedikit kepanikan, saat berhadap-hadapan Kusni mencabut pistol dan menodongkannya.
“Tutup mulut! Kalau tidak ...”, Kusni mendorong dua orang itu dan menyerahkannya kepada Herman.
Kini giliran dua petugas museum itu yang terkejut.
Aneh sekali, polisi-polisi ini pakai acara ancam mengancam segala, batin mereka. Tak ada pilihan, mereka akhirnya menurut.
Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Kusni segera mendekati lemari pajangan emas dan berlian.
Dengan obengnya yang paling besar, daun pintu lemari pajangan itu dicongkel. Tak sulit. Cukup ditekan kanan kiri beberapa kali, lemari sudah terbuka.
Saat itulah kedua petugas penjaga baru menyadari, mereka berhadapan dengan perampok.
Keduanya ingin berteriak, tapi Herman segera mengancam. Sebuah situasi di luar dugaan yang membuat Kusni semakin terburu-buru untuk meraup beberapa bongkah berlian.
Tak peduli soal bentuk dan ukurannya. Semua yang ada, dimasukkan ke dalam kantung kaus kaki bekas. Tak sampai dua menit, Kusni bergegas keluar ruangan.