Setelah Sunan Kuning SK Semarang Ditutup, Walikota Hendi Juga Bakal Tutup Lokalisasi Gambilangu GBL
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus berupaya menutup prostitusi yang ada di Kota Semarang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: galih permadi
Diakuinya, sejak berada di Gambilangu tahun 1980, tempat tersebut memang terkenal dengan bisnis prostitusi.
Namun, beberapa tahun terakhir ini, prostitusi di kawasan Gambilangu sudah jarang ditemui, bahkan banyak yang sudah tutup.
Hal ini disebabkan lantaran para tamu sangat jarang mengunjungi Gambilangu.
Saat ini, mayoritas warga hanya membuka tempat karaoke.
"Prostitusi di Gambilangu sudah tidak ada karena tidak ada tamu yang datang.
Kalau ada tamu kalau mau ya pasti dilayani tapi sejauh ini sepi.
Dari 86 wisma, paling yang buka hanya 12.
Kalau saat akhir pekan paling hanya 23 rumah," bebernya.
Kaningsih menambahkan, saat kawasan Gambilangu masih ramai dikunjungi para tamu, jumlah WPS mencapai 174 orang.
Mayoritas mereka berasal dari luar daerah seperti Bandung, Wonogiri, Jepara, dan lainnya.
Kini jumlah tersebut semakin berkurang dan masih menyisakan 140 WPS yang saat ini sebagai pemandu karaoke (PK).
Selain disebabkan sepinya tamu yang datang, jumlah WPS berkurang seiring berbagai pelatihan keterampilan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang.
Setelah mendapatkan keterampilan, beberapa dari mereka memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.
Sebagian masih tetap menjadi PK.
"Ada yang sudah pulang, buka warung makan, buka salon, dan lain-lain.