Mantan Napiter Bom Bali yang Jadi Penjual Soto: Lebih Susah Racik Bumbu Dapur Dibanding Racik Bom
Mantan Narapidana Teroris (Napiter) Bom Bali 1, Joko Tri Harmanto kini beralih profesi penjual soto ayam.
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: suharno
"Kami melakukan upaya deradikalisasi dengan cara kunjungan rutin ke penjara napiter.
Kami ingin mereka bertaubat, kembali ke pangkuan NKRI," ujarnya.
Yayasan Gema Salam dalam presentasinya mengungkapkan ada beberapa sekolah di Jawa Tengah terpapar paham radikal.
Jack Harun membeberkan penyebaran paham radikal paling efektif melalui sekolah dan media sosial.
"Yang paling rawan terpapar paham itu (radikal) adalah anak-anak.
Caranya, kami dulu menanamkan rasa benci dengan mengajarkan anak-anak benci polisi.
Polisi itu thogut, gereja itu tempat orang kafir. Itu rutin diucapkan sehingga anak-anak paham radikal," paparnya.
Jack mengungkapkan ciri-ciri orang terpapar paham radikal adalah dari cara berkomunikasi.
"Ambil contoh begini, ketika ada lawan bicara kita mengatakan polisi itu thoghut dan sebagainya, itu sudah kena paham radikal.
Jangan lihat dari pakaian saja.
Contohnya, pelaku bom Thamrin itu pakaian biasa saja mirip warga sipil," jelasnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memastikan pihaknya akan menertibkan sekolah-sekolah yang mengajarkan paham radikal.
"Saya tadi ketemu MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) sebelum ke sini.
Saya sampaikan juga kepada para kepala sekolah, sekolah yang mengajarkan paham radikal itu harus ditertibkan," tegasnya.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Ganjar mengajak masyarakat berani melaporkan adanya perubahan paham dari anak ke kepolisian maupun Kesbangpolinmas.