Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Unik, Ini Permintaan 9 Bocah Gimbal yang Terdaftar Dipotong Rambutnya di Dieng Culture Festival 2019

Tradisi ruwat rambut gembel masih menjadi acara primadona yang dinantikan wisatawan di antara rangkaian kegiatan lain

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
tribunjateng/dok
TRADISI RUWAT RAMBUT GEMBEL DI FESTIVAL BUDAYA DIENG. Foto dokumen 2013. 

TRIBUNJATENG COM, BANJARNEGARA - Perhelatan akbar Dieng Culture Festival (DCF) 2019 yang ke sepuluh tinggal menghitung hari.

Tradisi ruwat rambut gembel masih menjadi acara primadona yang dinantikan wisatawan di antara rangkaian kegiatan lain. Pelaksanaan ritual pemotongan rambut gimbal nyatanya selalu menyedot pengujung.

Sembilan nama bocah gembel sudah terdaftar pada panitia festival.

Tetapi mereka belum seluruhnya terverifikasi. Verifikasi akhir baru dilakukan sepekan menjelang pembukaan even ini.

Saat itu, data jumlah peserta pemotongan rambut gimbel berikut permintaannya yang unik dapat dipastikan.

Panitia Penanggung Jawab Budaya Dieng Culture Festival 2019, Bambang mengatakan, persebaran daerah asal calon peserta ruwat tahun ini lebih luas di banding tahun sebelumnya.

Dari bocah gimbal yang terdaftar, di antaranya berasal dari Temanggung, Wonosobo dan Banjarnegara, Batang hingga Jakarta.

Iya, peserta ruwat rambut gimbal ternyata tak melulu warga yang berdomisili atau kelahiran di dataran tinggi Dieng.

Mereka bisa berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Inilah yang barangkali melahirkan tanda tanya.

Ini Beberapa Permintaan Unik Anak-anak Gimbal D?ieng Sebelum Diruwat atau dicukur rambutnya saat Dieng Culture Festival.
Ini Beberapa Permintaan Unik Anak-anak Gimbal D?ieng Sebelum Diruwat atau dicukur rambutnya saat Dieng Culture Festival. (tribunjateng/dok)

Karena tradisi itu berkembang di dataran tinggi Dieng, peserta ruwat rambut gimbal diidentikkan dengan warga yang bertinggal di wilayah tersebut.

Terlebih, sebagian masyarakat lokal masih mempercayai, gembel adalah titipan tokoh masa lalu atau leluhur warga Dieng, Kiai Kolodete yang konon juga berambut gimbal.

Bambang pun menjelaskan, bocah gimbal tidak mesti dilahirkan atau bertempat tinggal di dataran tinggi Dieng.

Meski demikian, ia meyakini, bocah gembel yang lahir atau berdomisili di luar daerah masih memiliki garis keturunan dari Dieng.

Karena itu jangan heran, jika tiap tahun selalu ada bocah gembel luar Dieng yang ikut meramaikan tradisi ruwat rambut gembel pada even DCF.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved