Rutela Bikin Miniatur Kapal dan Tas dari Sampah Plastik dan Barang Bekas
Meningkatnya jumlah sampah plastik, menjadi keprihatinan tersendiri bagi sekelompok ibu- ibu di Kota Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: galih permadi
“Bahan kerajinan kami memang murni sampah semua. Ke depan yang masih menjadi PR kami adalah dalam bidang pemasaran,” ungkapnya.
Ada pun Rutela, menurut Nur kepanjangan dari Runtah (sampah) dan Laka-laka (tiada duanya).
Di komunitasnya pun, tiap anggota memiliki keahlian di bidang produksinya masing- masing.
Ada yang pintar membuat tas, miniatur dari koran bekas, miniatur dari paralon, bahkan kerajinan yang berbahan dari kawat.
Nur berharap, gerakan Rutela ke depan bisa diikuti oleh masyarakat.
Selain mengurangi, sampah pun diproduksi menjadi barang bernilai ekonomis.
Ia pun dan teman-temannya bersedia apabila ada masyarakat yang membutuhkan pelatihan.
“Kami ingin seluruh masyarakat bergerak, tidak hanya dari kami saja. Supaya ke depan, bagaimana kita bisa mengatasi sampah plastik,” ungkap Nur.
Perihal harga barang produksi Rutela, Nur mengatakan harga masih terjangkau.
Barang berbahan plastik seperti tas, sepatu kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Barang berbahan koran bekas, berbagai miniatur kisaran Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu.
Barang berbahan paralon dan kawat bekas kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 400 ribu.
“Meski dari barang bekas, produksi kami bagus mas. Banyak pesanan dari luar Jawa. Kalau ke luar Indonesia, paling jauh hanya di Malaysia,” jelasnya. (fba)