Pemkot Semarang Bakal Eksekusi Penutupan Lokalisasi Sunan Kuning Tanggal 15 Agustus 2019
Berbagai tahapan mulai sosialisasi penutupan, pemberian berbagai pelatihan bagi para wanita pekerja seks (WPS), verifikasi dan validasi jumlah WPS.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rencana penutupan dua lokalisasi besar di Kota Semarang semakin dimatangkan.
Berbagai tahapan mulai sosialisasi penutupan, pemberian berbagai pelatihan bagi para wanita pekerja seks (WPS), verifikasi dan validasi jumlah WPS, dan pembredelan sejumlah gambar dan tulisan berbau pornografi telah dilakukan.
Kini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tinggal melakukan eksekusi penutupan secara resmi tanggal 15 Agustus 2019 mendatang.
"Persiapan penutupan dua lokalisasi besar di Kota Semarang sudah dilakukan sejak 2018 silam. Tahapan sudah kami lalui," tutur Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Muthohar, saat melakukan rapat koordinasi Pentutupan Lokalisasi Sunan Kuning dan Gambilangu di Balai Kota Semarang, Selasa (6/8/2019).
• PPK Jalan Nasional Batang-Pemalang Kebut Perbaikan Jalur Pantura di Petarukan
Muthohar menyebut, persiapan yang dilakukan saat ini yakni mengarahkan WPS untuk membuka rekening bank.
Rekening bank tersebut nanti digunakan untuk mengirimkan dana tali asih.
Sebab, dana tali asih tidak diberikan secara langsung melainkan melalui transfer bank agar dana tersebut benar-benar tepat sasaran.
Adapun dana tali asih yang akan diberikan kepada para WPS bersumber dari APBD Kota Semarang, Kementrian Sosial, dan Balai Pelatihan.
"Berdasarkan data verifikasi dan validasi yang dilakukan Dinsos Kota Semarang, terdapat 355 WPS di Sunan Kuning dan 102 WPS di Gambilangu yang akan mendapatkan dana tali asih," tuturnya.
Setelah itu, Dinsos pun tak lepas begitu saja. Pihaknya memberikan tawaran kepada para WPS yang bersedia dikirim ke Balai Pelatihan di Jakarta.
Di sana, mereka akan mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan dan akan mendapatkan modal untuk membuka usaha.
Bagi yang tidak bersedia dikirm ke Jakarta, pihaknya juga bekerjasama dengan sebuah panti rehabilitasi sosial di Kota Semarang.
Panti tersebut juga bersedia menerima para WPS untuk diberi berbagai pelatihan.
"Untuk mengantisipasi WPS turun ke jalanan, Satpol PP dan sejumlah stakeholder terkait juga akan melakukan patroli secara rutin," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, rencana penutupan lokalisasi sebenarnya sudah meleset jauh dari rencana awal yang seharusnya ditutup pada 2018.