Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prosesi Jumenengan, Bupati Haryanto Jelaskan Makna Tema Peringatan Hari Jadi Ke-696 Kabupaten Pati

Satu di antara ritual yang dilaksanakan dalam Kirab Boyongan Peringatan Hari Jadi Ke-696 Kabupaten Pati ialah prosesi Jumenengan

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muslimah
Istimewa
Bupati Pati Haryanto menyerahkan pusaka Kuluk Kanigoro dan Keris Rambut Pinutung pada Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Suharyono untuk disimpan. Ini merupakan salah satu ritual dalam prosesi Kirab Boyongan Peringatan Hari Jadi Ke-696 Kabupaten Pati, Rabu (7/8/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Satu di antara ritual yang dilaksanakan dalam Kirab Boyongan Peringatan Hari Jadi Ke-696 Kabupaten Pati ialah prosesi Jumenengan.

Prosesi ini dilakukan setelah Bupati Pati Haryanto menyerahkan pada Sekda Pati Suharyono pusaka Kuluk Kalidoro dan Keris Rambut Pinutung yang telah dikirab dari Pendopo Kemiri Desa Sarirejo.

Bupati Pati Haryanto dalam sambutan berbahasa Jawa yang disampaikan pada prosesi Jumenengan di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (7/8/2019), menyampaikan harapannya pada segenap warga dan jajaran pejabat maupun staf Pemkab Pati.

Sesuai dengan tema Nyawiji Mbangun Pati Kang Mukti (bersatu membangun Pati yang makmur/jaya/sejahtera), Haryanto ingin semua elemen masyarakat termasuk Pemkab bersatu untuk membenahi diri dengan budi pekerti luhur.

"Terlebih, bagi abdi negara yang terjun langsung dalam pelayanan publik, budi pekerti dan akhlak yang baik menjadi modal utama," ujar Haryanto sebagaimana dalam rilis Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Pati pada Tribunjateng.com.

Pati yang Mukti, menurut Haryanto, hanya bisa dicapai apabila pemerintah daerah dan masyarakat bersatu menerapkan budi pekerti luhur dan semangat guyub rukun serta tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.

Bupati juga menyebut, masyarakat yang guyub adalah masyarakat yang tidak gemar berselisih dan tak mudah dipecah-belah.

Dan yang paling penting menurut Haryanto, keadaan masyarakat dan pemerintah daerah yang kompak dan bersatu tersebut juga akan sia-sia tanpa adanya berkah dari Allah SWT.

"Mewujudkan Pati yang mukti juga memiliki konsekuensi yang besar. Segenap jajaran pemerintah daerah dituntut menjadi contoh yang baik bagi warga masyarakat," tambahnya.

Karena itulah, Haryanto meminta para abdi negara untuk menjaga kehormatan diri, berperilaku luhur, menjaga amal ibadah, dan bersikap baik saat memberikan pelayanan pada masyarakat.

"Yang paling penting, para abdi negara juga dituntut untuk dapat bekerja dengan jujur, adil, dan bertanggungjawab," ucapnya dalam bahasa Jawa.

Semua ini menurut Haryanto memang tak mudah. Tapi ia yakin dengan niat tulus dan sungguh-sungguh serta upaya yang maksimal, harapan menuju Pati yang mukti dapat tercapai.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah mengantarkan Kabupaten Pati meraih berbagai penghargaan prestisius baik di tingkat nasional maupun provinsi, di antaranya predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI, Adipura, Anugerah Parahita Ekapraya dan SAKIP Award dari KemenpanRB.

Ia pun bersyukur, pada akhir tahun lalu, angka kemiskinan di Kabupaten Pati semakin menurun drastis bahkan jauh lebih baik ketimbang Provinsi Jateng. Demikian halnya dengan angka pengangguran ya juga terus menurun.

Namun demikian Bupati menyadari masih ada harapan masyarakat yang belum bisa diwujudkan tahun ini. Ia meminta maaf dan bertekad akan bekerja lebih baik di tahun mendatang.

Namun tekad itu, menurut Bupati takkan ada artinya tanpa dukungan dari semua pihak.

Di akhir sambutannya, Haryanto tak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah menyukseskan pelaksanaan kirab boyongan lima tahunan ini. (Mazka Hauzan Naufal)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved