Mengintip Desa Unik yang Terkubur Lumpur Hasil Letusan Gunung Berapi, Kini Jadi Objek Wisata
Foto-foto awal, serta temuan arkeologi menunjukkan perkembangan desa menjadi kombinasi yang luar biasa dari pemukiman tradisional Maori dan Inggris.
TRIBUNJATENG.COM - Ketika gunung api meletus, akan mengeluarkan lava ke bawah dan abu vulkanik ke atas.
Akibatnya, seluruh daerah yang berdekatan dengan lokasi gunung api tersebut bisa terkubur.
Contoh nyata adalah lokasi di sekitar Gunung Merapi di Yogyakarta yang meletus pada 2010 silam.
Contoh lain adalah Desa Te Wairoa.
Desa Te Wairoa awalnya didirikan pada 1848 hingga akhirnya terkubur karena letusan gunung berapi.
Gunung berapi Tarawera mengubur desa unik ini dan menjadikannya puing-puing vulkanik yang bertahan hingga 40 tahun.
Keunikan desa ini adalah dibangun seperti whares (tempat tinggal sederhana) berhiaskan taman-taman berpagar seperti di pedesaan Inggris.
Foto-foto awal, serta temuan arkeologi menunjukkan perkembangan desa menjadi kombinasi yang luar biasa dari pemukiman tradisional Maori dan Inggris.
Hal itu juga mengakibatkan pencampuran ciri-ciri arsitektural dari dua kebudayaan.
Sebelum letusan pada 1886, pada 1852 di desa ini didirikan sebuah sekolahan.
Selain itu, Pendeta Spencer, misionaris Kristen juga memperkenalkan gandum ke lembah Te Wairoa dan penggilingan tepung didirikan di samping Aliran Te Wairoa pada 1857.
Gereja Te Mu juga didirikan dan selesai pada 1862.
Dari 1865 hingga 1870, banyak sengketa tanah antara Maori terjadi.
Akibatnya, Maori lokal mundur kembali ke Kariri Point dan Spencer meninggalkan Te Wairoa pada 1870 untuk bersama keluarganya.
Pada 1886, Te Wairoa sudah menjadi objek wisata yang populer dengan hotel-hotel dan jalan-jalan yang mengarah pada sebuah wisata alam yang indah.