Mengintip Desa Unik yang Terkubur Lumpur Hasil Letusan Gunung Berapi, Kini Jadi Objek Wisata
Foto-foto awal, serta temuan arkeologi menunjukkan perkembangan desa menjadi kombinasi yang luar biasa dari pemukiman tradisional Maori dan Inggris.
Namun, pada tengah malam 10 Juni, rakyat Te Wairoa dibangunkan oleh serangkaian gempa bumi kecil.
Tak selesai di situ, gempa bumi yang jauh lebih besar juga mengikuti dan akhirnya ledakan besar-besaran.
Selama lebih dari empat jam, batu, abu dan lumpur terus-terusan membombardir desa.
Desa Te Wairoa pun terkubur di bawah lapisan lumpur setinggi 121 sentimeter.
Letusan itu telah memakan korban jiwa sebanyak 153 orang.
Itu pula yang menjadi bencana alam terbesar di Selandia Baru.
Selama bertahun-tahun setelah letusan, rumah-rumah orang Maori yang disebut Hinemihi ditemukan mengeras.
Namun bangunan yang ditemukan ini, pada akhirnya dijual ke Gubernur Jenderal Selandia Baru.
Lalu dikirim ke Inggris untuk ditempatkan di Taman Clandon, Surrey.
Usai bencana, tata ruang desa Te Wairoa mulai dibangun lagi pada 1906.
Situs itu kemudian dikembangkan oleh Keluarga Smith untuk dijadikan objek wisata.
Pada 1999, sebuah museum pun ditambahkan yang dapat mengungkap bagaimana budaya Maori dan Eropa terintegrasi selama fase perkembangan sosial Selandia Baru ini. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Grid.ID berjudul "Mengintip Te Wairoa, Desa yang Terkubur di Bawah Abu Vulkanik"