Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prihatin Banyak Sampah, Karang Taruna di Temanggung Resik-resik Kali Progo

‎Menggunakan peralatan seadanya warga dan relawan memunguti sesampahan di sepanjang aliran sungai

Istimewa
Masyarakat Desa Kedungumpul dan para relawan bahu mebahu memunguti sampah yang berada di sepanjang aliran Kali Progo, yang membelah desa setempat. 

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Warga Desa Kedungumpul, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, dan para pemuda yang tergabung dalam karang taruna setempat, menggelar resik-resik kali.

Aksi yang juga digelar bersama komunitas mancing mania, serta petugas Dinas Lingkungah Hidup (DLH) Temanggung ini, menyasar sampah-sampah yang berserakan di sepanjang aliran Kali Progo, yang membelah desa setempat.

"Beginilah kondisi aliran Kali Progo, tepatnnya di bawah jembatan Jengkiling, Desa Kedungumpul, kotor dipenuhi sampah."

"Ini karena perilaku warga yang tidak bertanggung jawab, membuang sampah sembarangan, baik dari atas jembatan, maupun dari kanan-kiri aliran kali," kata Ketua Karang Taruna Kedungumpul, Ananto Widodo, usai kegiatan, Senin (26/8/2019).

‎Menggunakan peralatan seadanya, warga dan relawan memunguti sesampahan di sepanjang aliran sungai yang membelah desa setempat.

Tak jarang, sampah-sampah dipunguti tangan telanjang, lalu dikumpulkan dalam karung yang disediakan.

‎"Di bawah jembatan tadi sampah-sampah malah menumpuk, banyak sekali," tutur Anto.

‎Tak tanggung-tanggung, sampah-sampah yang berhasil dipungut volumenya mencapai ratusan kantong.

Selanjutnya, sampah-sampah itu dibuang ke tempat pembuangan yang semestinya.

‎"Sekali lagi, ini bentuk keprihatinan pemuda dan warga melihat kondisi Kali Progo yang saat ini dicemari oleh sampah."

"Kami berharap dengan aksi sosial ini aliran Kali Progo akan jauh lebih bersih, dan ini juga sebagai bentuk peringatan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan‎," tuturnya.

Anto menyebut, yang berhasil dipunguti mayoritas adalah sampah-sampah sisa limbah rumah tangga.

Kebanyakan, sambung dia, adalah sampah plastik dan sebagian sisa-sisa barang rongsok bekas rumah tangga.

‎"Sampah-sampah itu, kebanyakan justru bukan dari masyarakat di sekitar aliran sungai, melainkan banyak warga yang melintas di atas jembatan sembari membuang sampah," ucap dia.

‎Sementara itu, Kasi Penanggulangan dan Pemulihan Lingkungan Hidup DLH Temanggung, Hani Eko Pratiwi mengatakan, saat ini terjadi penurunan kualitas air sungai di Kota Tembakau.

Menurutnya, faktor yang dominan adalah karena aliran sungai tercemar limbah.

"Termasuk, sisa limbah rumah tangga yang dibuang begitu saja ke aliran sungai," ujarnya.

Dituturkan, ‎dalam beberapa tahun belakangan tren kualitas air sungai di Temanggung terus menurun.

Di mana pada saat ini berada di kualitas B.

"Artinya tidak ada air baik di hulu hingga hilir yang bisa langsung diminum."

"Itu karena adanya pencemaran, dan kebanyakan berasal dari limbah rumah tangga."

"Kami harap, masyarakat punya kesadaran untuk turut menjaga lingkungan, ini untuk kita semua," tandasnya. (Yayan Isro Roziki)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved