Tembok Roboh Timpa Rumah di Semarang
Berita Duka, Mega Gita Safitri Meninggal Dunia
Berita duka, Mega Gita Safitri (28) meninggal dunia. Mega adalah korban meninggal akibat tembok rumah tetangga ambruk
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berita duka, Mega Gita Safitri (28) meninggal dunia, Selasa (28/10/2025)
Mega adalah korban meninggal akibat tembok rumah tetangga ambruk menimpa rumah Mega di Gang Buntu, Jalan Pedamaran, Kelurahan Kauman, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sebuah bangunan tua ambruk menimpa satu rumah yang dihuni satu keluarga di Gang Buntu, Jalan Pedamaran, Kelurahan Kauman, Semarang Tengah, Kota Semarang, Selasa (28/10/2025) sekira pukul 23.52 WIB.
Baca juga: BREAKING NEWS: 1 Keluarga Tertimpa Tembok di Semarang, 1 MD, Begini Kronologinya
• 10 Fakta Bu Guru SD di Wonosobo Dilabrak Istri Orang: Dianggap Keluarga Hingga Anak Mogok Sekolah
• Penjelasan Medis Pihak Rumah Sakit Hasil Autopsi Pendaki Meninggal Gancet di Gunung Jawa Barat
• Berita Duka, Nurdia Rahmah Rery Meninggal Dunia
Terdapat empat korban dalam kejadian ini dengan satu korban meninggal dunia atas nama Mega Gita Safitri (28). Sementara tiga korban selamat masing-masing Syahrul Adji Pramuda (20), seorang anak perempuan berinisial YAE (7) dan anak laki-laki berinisial AIS (4).
Korban anak di bawah umur merupakan anak dari Mega korban meninggal dunia.
"Korban ada empat orang, mereka satu keluarga, ibu dan dua anak kandungnya serta satu orang pemuda adik dari korban meninggal dunia," ujar warga setempat, Daniel Setyo Pamuji kepada Tribun, Rabu (29/10/2025).
Pengamatan Tribunjateng.com, sisi selatan bangunan rumah yang ambruk tersebut berdempetan dengan bangunan peninggalan Belanda.
Namun, bangunan Belanda lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan rumah korban.
Tinggi bangunan Belanda yang ambruk sekitar tujuh meter. Sementara luasan rumah sekitar panjang 7 meter x lebar 3 meter dengan tinggi bangunan sekira 3 meter.
Bangunan itu terbagi menjadi dua sekat kamar. Satu ruangan di sisi barat dihuni oleh korban Mega dengan dua anaknya.
Di ruangan lainnya dihuni korban Syahrul. Suami dari Mega saat kejadian tidak di rumah karena sedang bekerja di luar kota.
Menurut Daniel, bangunan Belanda tersebut difungsikan sebagai gudang.
Pemilik bangunan merupakan warga Jakarta.
Sebelum bangunan itu roboh, sempat terdengar suara gemuruh.
"Ada suara gemuruh lalu ada suara bruk. Adik korban (Syahrul Adji Pramuda) bisa keluar dari timbunan bangunan, ia lalu berteriak minta tolong," paparnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.