Kelurahan Cepoko Semarang Gelar Merti Desa dan Kirab Gunungan Buah-Buahan
Ribuan warga meramaikan acara merti desa dan kirab budaya yang digelar di lapangan Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati,
Penulis: m zaenal arifin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ribuan warga meramaikan acara merti desa dan kirab budaya yang digelar di lapangan Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Minggu (25/8/2019). Di akhir kirab, ribuan warga berebut gunungan yang berisi buah-buahan.
Lurah Cepoko ,Yudhik Relawati S mengatakan, merti desa menjadi agenda tahunan di Kelurahan Cepoko. Untuk tahun ini, gunungan yang diiring berisi buah-buahan hasil dari tanaman warga.
Apalagi, Kelurahan Cepoko sudah ditetapkan Pemkot Semarang sebagai desa wisata sentra buaha-buahan sejak 2017 lalu. Sehingga, kirab dengan gunungan buah-buahan juga menjadi ajang promosi agar Kelurahan Cepoko dikenal semakin luas.
"Dengan menggelar karnaval dan kirab ini juga akan berpengaruh dan berdampak positif kepada warga sendiri maupun warga lain sehingga Kelurahan Cepoko sebagai sentra buah-buahan semakin dikenal oleh masyarakat luas," kata Yudhik, Senin (26/8/2019).
Yudhik menambahkan, sebagai sentra buah, Kelurahan Cepoko saat ini mempunyai komoditas unggulan dari kebun buah-buahan di antaranya kelengkeng, jambu kristal, jambu merah, pepaya Kalivornia, berbagai jenis pisang hingga durian.
"Bahkan saat ini Cepoko direncanakan untuk menjadi sentra buah Durian Malika dan Durian Dandang yang akan ditanam di lahan seluas kurang lebih 10 hektar," ucapnya.
Yudhik menuturkan, digelarnya merti desa tersebut tak lain merupakan salah satu wujud syukur atas limpahan dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Pasalnya, selama ini warga Kelurahan Cepoko hidup dalam kesejahteraan.
"Selain wujud syukur, juga untuk nguri-uri budaya sekaligus dalam rangka HUT ke-74 RI," jelasnya.
Sementara itu, Camat Gunungpati, Roni Cahyo Nugroho, secara khusus mengapresiasi Kelurahan Cepoko di mana dari tahun ke tahun secara rutin telah mengadakan acara merti desa dan kirab budaya.
Roni mengungkapkan, kemerdekaan ini dicapai tidak dengan mudah melainkan dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan oleh para pendahulu dan para pahlawan.
Sekarang ini, lanjutnya, masyarakat tinggal mengisi pembagunan dengan seluruh apa yang dimiliki. Ia mencontohkan, anak-anak belajar dengan giat, orang tua mengasuh anak dengan baik.
"Seperti biasanya, kita melaksanakan kirab budaya sebagai salah satu bentuk cara kita mengungkapkan cinta kita kepada Indonesia melalui sebuah penampilan-penampilan yang luar biasa," paparnya. (Nal)