Warga Pemalang Ini Lemas Dengar Kapal Putranya Hilang di Samudera Pasifik
Kesedihan mendalam tergambar jelas di wajah Alwi (59) dan Maskani (55). Suami istri warga Walar Timur, RT 1 RW 4 Kelurahan Sugihwaras,
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Kesedihan mendalam tergambar jelas di wajah Alwi (59) dan Maskani (55).
Suami istri warga Walar Timur, RT 1 RW 4 Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan/Kabupaten Pemalang, itu menahan haru saat berbicara mengenai Khusni Mubarok (35), sang anak.
Khusni yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di perusahaan Taiwan dikabarkan hilang bersama kapalnya, Ji Long Tai No 6, di Samudera Pasifik.
Kapal penangkap ikan itu tidak dapat dikontak lagi sejak beberapa waktu lalu.
"Saya dapat kabar tersebut pada hari Jumat, 23 Agustus, sekitar jam 3 sore dari teman Khusni.
Dapat informasi tersebut saya kaget. Tidak percaya, apakah benar itu kapal anak saya yang hilang atau bukan," kata Alwi kepada Tribun Jateng di rumahnya, Senin (26/8/2019).
Merujuk Focus Taiwan, Jin Long Tai No 6 bertolak meninggalkan pelabuhan nelayan Nanfang'ao, Taiwan, pada 6 Juli.
• Misteri Dua Mayat Terbakar di Mobil Suzuki APV, Diduga Korban Pembunuhan
• Tragis! Wanita Ini Ditarik dari Taman ke Kos Lalu Diperkosa Mantan Suami Siri
• Inter vs Lecce : Debut Romelu Lukaku Antar Inter Milan Hajar Lecce 4-0
Posisi terakhirnya tercatat sekitar 2.600 mil laut timur laut Taiwan atau sekitar 700 mil laut barat laut dari Midway Atoll, Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat, pada 18 Agustus.

Pemilik kapal di Su'ao, Taiwan, menyatakan terakhir kali berhubungan dengan kapal itu sekitar pukul 16.00 hari itu.
Dia tidak mendengar kabar dari nakhoda sejak itu meski terus berusaha menghubungi melalui telepon satelit.
Badan Perikanan Taiwan (FA) menyebut transmisi data sistem pemantauan kapal (VMS) kapal dan sistem identifikasi otomatis (AIS) dari Jin Long Tai 6 hilang sekitar waktu yang sama.
Kapal itu merupakan kapal khusus pencari tuna dengan panjang 25,7 meter berbobot 86,73 metrik ton.
Nakhodanya warga Taiwan, sedangkan jumlah ABK delapan orang.
Terdiri atas seorang warga China dan tujuh warga negara Indonesia (WNI).
Dua di antaranya diketahui warga Pemalang.
Selain Khusni, ada pula Slamet Riyadi yang berasal dari desa yang sama.
Setelah kapal ini hilang, Taiwan meminta bantuan Amerika Serikat dan Jepang untuk membantu menemukannya.
• Mulan Jameela: Ternyata Cinta Bersemi setelah Menikah
• Ibukota pindah: Bagaimana Persiapan Warga Kaltim sambut Pemindahan ke Kaltim
• Berta Lengkap: Ketakutan Hukuman Kebiri bagi Penjahat Kelamin, Ini Pengakuannya
Jumat (23/8), hari dimana Alwi dan Maskani menerima kabar buruk, sebuah lembaga kelautan AS melaporkan kapal kontainer Jepang melihat puing-puing kapal nelayan hanya enam mil laut dari tempat Jin Long Tai 6 hilang.
FA kemudian meminta beberapa kapal penangkap ikan Taiwan yang berada di dekat lokasi itu untuk merapat.
Mereka diminta membantu mengonfirmasi identitas kapal yang sudah menjadi puing-puing.
Menurut Alwi, Khusni berangkat ke Taiwan sejak lima bulan lalu.
Sang anak tak sendirian, pergi bersama-sama Slamet Riyadi.
Alwi terakhir berkomunikasi dengannya sekitar dua bulan lalu.
Saat itu, mereka berbicara tak terlalu lama.
Informasi yang diterima Alwi mengenai nasib kapal anaknya berbeda dari yang diberitakan media Taiwan.
Terutama menyangkut waktu hilang.
"Saya diberitahu kapal Khusni terkena badai pada hari Selasa, 20 Agustus.
Sehari berikutnya dilakukan pencarian.
Terus tadi saya dapat informasi, sekitar jam 12.00 siang dilakukan penyelaman di lokasi kejadian," ungkapnya.
Agen TKI yang memberangkatkan Khusni dan Slamet sudah menemui keluarga.
Kepada Alwi, dia berjanji akan selalu memberi informasi mengenai perkembangan pencarian.
Adapun Maskani sangat terpukul mendengar kabar anaknya hilang kontak saat berlayar.
Sejak Khusni berangkat, dia tak pernah lagi berbincang dengannya.
"Terakhir kami komunikasi sebelum dia berangkat ke Taiwan.
Dapat kabar tersebut dari suami, tubuh saya langsung lemas dan kaget.
Sebelumnya tidak ada firasat atau mimpi," jelasnya sambil menitikkan air mata.
Khusni merupakan anak kedua pasangan ini. ABK tersebut beristrikan Suciati (28) dan mempunyai satu anak.
• Fokus : Bagaimana Nasib Jakarta?
Menurut Maskani, istri Khusni setiap malam selalu menangis.
Apalagi kalau sang anak yang baru berumur 3 tahun merajuk minta telepon dengan ayahanda.
"Rasanya sedih sekali kalau lihat menantu dan cucu saya.
Tidak hanya itu, saya dan suami sampai sekarang kehilangan nafsu makan.
Kepikiran terus Khusni," jelasnya.
Sebelum di Taiwan, Khusni bekerja di Jepang.
Sama-sama menjadi anak buah kapal.
"Di Jepang, dia dua tahun lamanya.
Terus kalau di Taiwan, kurang lebih sudah empat kali berlayar sejak berangkat," ungkapnya.
Ia berharap anaknya bersama awak kapal lain ditemukan dalam keadaan selamat.
Berkumpul kembali dengan keluarga yang selalu merindukan mereka. (Dro)