Ibukota Pindah: Bagaimana Persiapan Warga Kaltim sambut Pemindahan ke Kaltim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan memindahkan ibukota ke wilayah Kalimantan Timur
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan ibukota pindah ke wilayah Kalimantan Timur
Tepatnya di sebuah kawasan terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Keputusan itu tak pelak membuat Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, berbunga-bunga. Isran Noor hadir dalam jumpa pers yang digelar Presiden Jokowi di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (26/8).
"Kami siap, pemerintah daerah siap, masyarakat siap," ujar Isran Noor.
Ia mengungkapkan, langkah pertama yang akan dilakukan yaitu berkoordinasi dengan empat kepala daerah di Kaltim yakni Wali Kota Samarinda Syaharie Ja'ang, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud, serta Bupati Kutai Kartanegera Edi Damansyah.
"Tidak ada pilihan, kami harus siap," katanya.
Ketika tiba di kompleks Istana Presiden, Gubernur Isran Noor tampak sumringah. Mengenakan baju batik lengan panjang, Isran tiba di kompleks Istana Presiden sekira pukul 12.29 WIB.
Isran ikut mendampingi Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Ia yakin terpilihnya wilayah Kaltim sebagai ibukota baru menggantikan Jakarta bakal disambut bahagia oleh masyarakat karena pasti berdampak positif.
"Ibukota kan simbol identitas bangsa dan negara, semua akan merasakan dampak positifnya," ucapnya.
Isran juga mengaku tidak merasa terbebani ataupun menjadi pusing oleh rencana pemindahan ibukota itu.
"Pusing itu karena dibuat-buat. Sebetulnya kan kita tidak perlu pusing.Ngapain pusing-pusing, syukuri dan nikmati," ucapnya.
Isran Noor mengungkapkan, luas lahan yang ditawarkan kepada pemerintah awalnya 250 ribu hektare di kawasan Bukit Soeharto, tetapi Presiden Jokowi mengumumkan tanah negara di kawasan tersebut sekira 180 ribu hektare.
"Kawasan Bukit Soeharto itu adalah bukit produksi, hutan lindung, dan sebagian digunakan untuk hutan riset. Kemudian di selatannya ada namanya kawasan konservasi yaitu pengembangan dan kepentingan orangutan," ujar Isran.
Menurutnya, lahan yang digunakan untuk pembangunan ibukota pastinya memakai tanah hutan industri, bukan hutan lindung.