Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Perantau Indonesia Jadi Ilmuwan Kelas Dunia, Sastia Raih Gelar PhD dalam Waktu 1,5 Tahun

Perempuan Indonesia menjadi ilmuwan hebat di luar negeri. Adalah Sastia wanita cantik alumni ITB kini jadi peneliti kelas dunia dan tinggal di Jepang.

Istimewa
ILMUWAN - Sastia Prama Putri peneliti perempuan diaspora Indonesia. 

Melihat kinerja dan potensi dari Sastia, sang profesor pun menawarkan program beasiswa full dari pemerintah Jepang agar Sastia memeroleh gelar S2 dan S3.

Awalnya tidak terbesit keinginan Sastia melanjutkan studi apalagi menjadi ilmuwan.

Sastia justru menemukan panggilan hidupnya sebagai ilmuwan setelah merasakan suasana dan pengalaman riset yang sangat mendukung dan membuahkan hasil di Jepang.

Setelah pulang dari programnya, Sastia menyempatkan diri menjadi asisten laboratorium di Swiss German University tahun 2005 sampai akhirnya dirinya menerima kabar lolos program beasiswa yang sebelumnya ditawarkan pada dirinya.

Riset yang dilakukan berjalan mulus, Sastia berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya lebih awal dari yang diprediksikan.

Jenjang S2 dan S3 yang seharusnya ditempuh dalam 5 tahun, Sastia sabet dalam kurun waktu 3,5 tahun dan menjadikannya lulusan pertama memeroleh gelar PhD dalam waktu 1,5 tahun dalam Frontier Biotechnology Program.

Setelah lulus, Sastia menerima tawaran pembimbingnya menjadi peneliti paruh waktu di Institusi tersebut di bawah naungan Profesor Eiichiro Fukusaki yang juga salah seorang pionir metabolomik Ilmu Pangan.

Dalam satu tahun, Sastia pun menerima tawaran menjadi peneliti penuh waktu dalam proyek kerjasama Jepang dan Amerika Serikat.

Dia hamil tua saat menjelang kelulusan gelar S3. Saat kehamilannya berumur 8,5 bulan, Sastia diumumkan lulus sidang akhir.

“Energi sudah minimal, namun berjuang saja sampai akhir,” tutur Sastia yang melahirkan dengan selamat seminggu sesudah sidang.

Sastia sebagai diaspora asal Indonesia ditunjuk jadi project leader salah satu dari 4 tim yang mewakili Jepang dan Amerika.

Sastia kembali ditunjuk penanggung jawab dan bekerja dibawah dekan universitas langsung. Karena memiliki akses dan relasi yang baik dengan dekan, pintu kesempatan untuk bekerja sama dengan program gelar ganda dengan ITB.

Sastia sebagai dosen luar biasa ITB, tergabung dalam Kelompok Keahlian Mikrobiologi. Meski orang Indonesia dan alumni ITB, Sastia menetap di Osaka Jepang. Di Jepang Sastia menjadi asisten profesor bidang metabolomik di Osaka University.

Aktif dalam aplikasi metabolomik untuk biofuel dan produk pangan asli Indonesia, seperti tempe, kopi, manggis, dan pisang.

Atas kiprahnya sebagai seorang peneliti, Sastia meraih penghargaan L'Oreal-UNESCO for Women in Science 2015. (kompas.com/net)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved