Kisah Wanita di Kemijen Semarang yang Tinggal di Tengah Tumpukan Sampah, Tidur Bersama Kambing
Suminingsih (60) tinggal di tengah tumpukan sampah di Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: suharno
“Tujuan kami salah satunya ingin Kota Semarang terlihat rapi, bersih, sehat dan nyaman. Setelah kami cek ternyata persoalan di sini cukup banyak” ungkapnya usai mendatangi lokasi itu dan melakukan kerja bakti pada Jumat (30/8/2019).
Dalam postingan di akun media sosial Instagramnya, Hendi mengaku prihatin usai mengetahui sampah tersebut ketika melakukan perjalanan naik kereta ke Jawa Timur pada pekan sebelumnya.
“Minggu lalu naik kereta ke Jawa Timur -- sepanjang perjalanan prihatin karena banyak lihat masyarakat buang sampah dibanyak tempat yang dikira luput dari perhatian -- salah satunya di Kemijen (Semarang Timur) yang pagi ini kerja bakti dibersihkan #BergerakBersama,” tulisnya sebagai caption.

• Ada Bercak Sperma di Mayat Korban, Remaja Suku Baduy Ini Diduga Diperkosa Lalu Dibunuh
Dari hal itu, Hendi mengatakan bahwa pihaknya bakal menyiapkan solusi-solusinya.
Sesuai dengan harapan Suminingsih, Hendi salah satunya akan menyiapkan kontainer untuk tempat sampah di sana.
“Pertama, kesadaran masyarakatnya dulu untuk menjaga kebersihan. Kedua, tempat pembuangan sementara seperti kontainer dan mobilisasi untuk truk pengangkut sampah perlu disiapkan,” ungkapnya.
“Tempat ini harus bersih, kita semua pasti ingin lingkungan yang bersih dan sehat,” lanjut Hendi.
Orang nomor satu di Kota Semarang tersebut juga sempat mengatakan bahwa daerah itu merupakan jalur rel setiap saat yang dilewati wisatawan saat datang ke Kota Semarang menggunakan kereta api.
“Bagaimana memastikan pintu gerbang Kota Semarang melalui jalur kereta api, yaitu Cilosari yang setiap hari dilewati penumpang menjadi wilayah yang rapi, bersih, nyaman dan enak dipandang,” ujar Hendi.
Sehingga menurutnya ketika Kelurahan Kemijen menjadi representasi wajah Kota Semarang, potret kebersihan tentu akan membuat wisatawan berpikir bahwa Kota Semarang merupakan tujuan wisata yang bersih sampah, namun bisa pula sebaliknya. (tribunjateng/rez)