Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bandingkan Bendera Kejora dengan Bendera Tauhid, Mahfud MD Dapat Tepuk Tangan Meriah

Mahfud MD membandingkan bendera kejora dengan bendara tauhid. Hal tersebut disampaikan Mahfud MD di acara ILC yang tayang pada Selasa (3/9/19).

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
YOUTUBE
Bandingkan Bendera Kejora dengan Bendera Tauhid, Mahfud MD Dapat Tepuk Tangan Meriah 

TRIBUNJATENG.COM- Mahfud MD membandingkan bendera kejora dengan bendara tauhid.

Hal tersebut disampaikan Mahfud MD di acara ILC yang tayang pada Selasa (3/9/19).

Mahfud MD menceritakan pendekatan dari hati yang dilakukan Gus Dur kepada masyarakat Papua.

ILC heboh saat Pemuda Papua Mamat Alkatiri Beri Pesan untuk Jokowi

Ini Tugas Duet Maut Veronica Koman dan Surya Anta Terduga Provokator Demo dan Rusuh Papua

Ini Peran Surya Anta Terkait Pengibaran Bendera Bintang Kejora di Depan Istana : Sudah Direncanakan

Wawancara Eksklusif Abdul Aziz : Saya Butuh 2-3 Bulan Merevisi Disertasi di UIN Sunan Kalijaga Ini

Mahfud mengaku terharu dengan ucapan dan keputusan Gus Dur yang ingin melihat matahari terbit padahal Gus Dur tidak bisa melihat.

"Saya teringat Gus Dur, Gus Dur itu pendekatannya dari hati. Coba, apa tidak terharu?

Ketika suatu saat Gus Dur mengumumkan presiden Republik Indonesia akan berakhir tahun di Papua. Pasalnya, saat itu Gus Dur memiliki masalah di penglihatannya. Karena ingin melihat matahari terbit yang pertama tahun 2001. Padahal Gus Dur enggak bisa lihat matahari," ujar Mahfud MD.

Namun, kecintaan Gus Dur kepada Papua, Gus Dur menginginkan melihat matahari terbit pertama di wilayah Indonesia yaitu di tanah Papua.

"Tapi karena dia cinta pada Papua itu, pendekatan hati. 'Saya mau lihat matahari terbit pada tanggal ini'. Ya tanggal 31 berangkat dan tanggal 1 dia sudah duduk, nunggu matahari."

"Dia enggak bisa lihat, tapi rakyat tahu ini dari hati," ujar Gus Dur.

Kemudian, Mahfud MD juga mengatakan memperbolehkan masyarakat Papua untuk mengibarkan Bendera Bintang Kejora.

"Bendera Bintang Kejora, oke, silakan pakai tapi jangan lebih tinggi dari merah putih," ujar Mahfud MD menirukan ucapan Gus Dur.

Lalu Mahfud MD juga mengungkapkan saat Gus Dur diminta berdiskusi mengenai kemerdekaan Papua.

"Gus, Bapak presiden, saya mau ngajak diskusi kemerdekaan kita. Ayo kita diskusi, kata Gus Dur,tetapi jangan deklarasi. saya bagian dari kalian, dan kalian bagian dari saya, Enggak dilarang. Karena saya bagian dari kamu.' Nah pendekatan-pendekatan ini penting," ujar Mahfud MD.

"Dan semua memprogamkan pendekatan seperti itu, tetapi belum berhasil," pungkasnya.

Hal ini juga berlaku kepada bendera Tauhid.

"Gus Dur itu membolehkan Bintang Kejora. Apakah Gus Dur membolehkan Bintang Kejora? Boleh."

"Kenapa orang membawa Bintang Kejora ditangkap? Bawa bendera Tauhid tidak ditangkap?," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD lantas menjelaskan bahwa keduanya diperbolehkan sepanjang tidak membawa unsur kemerdekaan.

"Saudara-saudara, baik membawa bendera Bintang Kejora dan Tauhid itu sama-sama boleh di Indonesia, ini sepanjang tidak dikaitkan dengan kemerdekaan," jelas Mahfud MD.

Mahfud MD menegaskan bahwa oknum yang ditangkap adalah oknum yang mengibarkan bendera kejora dan ingin merdeka.

"Itu yang ditangkap kan karena bawa bendera Bintang Kejora dan minta merdeka. 'Mari kita merdeka, lawan pemerintah' itu yang ditangkap," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD lantas membandingkan bendera kejora dengan bendera tauhid.

Menurut mahfud MD membawa bendera kejora dan bendera tauhid tidak masalah.

"Kalau Anda bawa Bintang Kejora di sini enggak apa-apa. Sama seperti bendera Tauhid," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD mengaku berani membawa bendera tauhid lantaran bendera itu untuk menguatkan keimanan.

"Bendera Tauhid itu la ilaha illallah itu bukan bendera radikal,saya sering pakai, kalau Anda 'Pak Mahfud berani enggak Anda pegang? Berani. Itu bendera untuk menguatkan iman," ujarnya.

Studio ILC langsung riuh memberikan tepuk tangan untuk Mahfud MD.

Mahfud MD melanjutkan, jika membawa bendera tauhid dengan tujuan melawan negara dan ingin merdeka, hal itu yang salah dan bisa disebut radikal.

"Tapi kalau bendera itu digunakan kelompok untuk melawan negara, melawan ideologi negara yang sudah sah itu namanya radikal," jelasnya.

Ia lantas mengatakan jangan secara sembarangan melarang mengibarkan bendera Bintang Kejora.

mahfud MD berpesan agar orang yang melarang membawa bendera bintang kejora seharusnya diselidiki terlebih dahulu apa tujuannya.

"Jangan sembarang Bintang Kejora enggak boleh. Kaitkan dengan fakta dan tujuannya untuk apa," ujarnya.

Mahfud MD meminta pemerintah memilah.

Mahfud MD yakin bahwa orang Papua tidak ingin memberontak, namun ada oknum yang meneriakan merdeka.

"Dan pemerintah ini harus mengambil posisi untuk memilah, karena rakyat Papua itu sebagian besarnya tidak mau memberontak, tidak mau meneriakkan merdeka. Itu memang ada beberapa yang merdeka, nah itu yang separatisnya itu yang ditindak tegas sesuai hukum," ujarnya.

Mahfud MD mengatakan bahwa sebagian masyarakat tidak tahu tujuan demo, sehingga sebaiknya aparat memperlakukan rakyat papua dengan baik.

"Tapi kalau rakyatnya ikut demo enggak tahu bahwa mereka datang untuk apa, itu ya diperlakukan secara baik dilindungi bahkan, sebagai saudara kita," ujarnya.

Mahfud MD menyakini bahwa 90 oersen rakyat Papua hanya ikut-ikutan demo.

"Saya yakin 90 persen orang Papua yang ikut demo itu hanya ikut-ikutan saja, tidak ingin meneriakan merdeka, itu hanya ikutan saja" pungkas Mahfud MD.

 (*)

Satpol PP Sragen Bongkar Isi Tas Pengemis Mbah Cipto, 9 Kresek Uang dan Deposito, Segini Jumlahnya!

 

4 Toko Hangus Dilalap Api di Babadan Ungaran, Berawal dari Karung Wadah Sandal Terbakar

Pemilik Sepeda Motor Misterius di Purbalingga Akhirnya Diketahui, Begini Pengakuannya

PAN Jateng akan Mengusung Primus Yustitio Melawan Hendrar Prihadi di Pilkada 2020

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved