Manfaatkan Barang Seadanya, Siswa SMK Bhakti Praja Tegal Buat Motor Chopper 'Jokowi'
Sedangkan untuk mesinnya, siswa merakitnya dari komponen-komponen yang dibeli secara terpisah
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Terinspirasi dari motor chopper yang sempat dipakai Presiden Joko Widodo, sejumlah siswa SMK di Kabupaten Tegal pun membuat sepeda motor serupa.
Uniknya, para pelajar dari SMK Bhakti Praja (BP) Adiwerna, Kabupaten Tegal ini tidak menggunakan bahan-bahan dari toko.
Tapi, mereka memanfaatkan limbah industri rumahan logam yang banyak tersebar di lingkungan sekitar sekolah.
Peralatan yang digunakannya pun terbilang masih sederhana.
Mereka membuat kedua sepeda motor itu bukan dengan cara memodifikasi.
Bahkan, biaya pembuatan motor chopper itu pun hanya menghabiskan sekitar Rp 6 juta per motor saja.
"Membuatnya benar-benar dari nol sampai jadi sepeda motor. Tidak memodifikasi. Mereka mengolah barang bekas yang tidak terpakai," kata Kepala Program Studi Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), Adi Fuju Harsono, saat ditemui Tribunjateng.com, Rabu (11/9/2019) kemarin.
Barang-barang bekas itu antara lain untuk membuat kerangka bodi, knalpot, jok, dan tangki BBM.
Menurut Adi, barang-barang bekas itu didapat dari industri rumahan logam yang banyak terdapat di lingkungan sekitar sekolah.
Sedangkan untuk mesinnya, siswa merakitnya dari komponen-komponen yang dibeli secara terpisah.
"Jadi bukan mesin utuh atau sudah jadi, tapi siswa juga merakit sendiri mesinnya. Sehingga mereka tahu cara membuat mesin motor seperti apa," ujar Adi.
Dia mengaku, walau masih belum sempurna, sepeda motor chopper karya siswa tersebut tak kalah dengan sepeda motor yang dibuat di bengkel-bengkel motor custom profesional.
Ciri khas sepeda motor bergaya chopper itu terlihat dari stang yang tinggi, tangki kecil, hingga posisi jok yang sangat rendah.
Menurutnya, pembuatan dua sepeda motor jenis chopper dan red rock dikerjakan para siswa dalam waktu empat bulan.
"Biaya pembuatannya sekitar Rp 6 juta per motor. Sepeda motor bisa dikendarai walaupun masih perlu disempurnakan karena alat-alat untuk membuatnya juga manual," kata dia.
Salah satu siswa kelas XII TBSM yang terlibat, Sindoro Iza mengungkapkan, pembuatan paling sulit adalah pada bagian rangka.
"Untuk rangka dicari dari loakan-loakan besi. Yang masih bisa dipakai diolah," tuturnya.
Sementara, Kepala SMK Bhakti Praja Adiwerna Erfan Suparmono mengaku bangga dengan karya sepeda motor bergaya chopper dan red rock yang dibuat siswa.
"Mereka kami ajak berinovasi menghasilkan karya dengan memanfaatkan limbah besi. Di Kecamatan Adiwerna ini kan sentra industri logam, jadi limbah yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan," ucap Erfan. (Tribunjateng/gum)