Wawancara Eksklusif Gus Yaqut Ketua Umum GP Ansor: Eks HTI Mencoba Memukul Balik
Berikut wawancara khusus Tribun Jateng dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut
Penulis: m nur huda | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SERANG - Gerakan Pemuda Ansor yang merupakan organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama, dalam beberapa waktu terakhir selalu menjadi perhatian masyarakat luas.
Kiprah dan eksistensi anggota organisasi ini beberapa kali menjadi sorotan, termasuk ketika masalah Papua memanas.
Berikut wawancara khusus Wartawan Tribun Jateng M Nur Huda dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas yang ditemui seusai menutup kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII di Ponpes Annawawi Tanara, Serang, Banten, beberapa waktu lalu.
• Masjid Kapal Pesiar : Destinasi Baru di Kota Semarang, Foto di Atas Bukit yang Instagramable
• Bolos Massal Ingin Wisata ke Borobudur, 71 Pelajar Bogor Ditangkap Polisi di Banyumas
• Siapa Wanita Satu-satunya Yang Tewas Kecelakaan Nganjuk-Madiun, Ternyata Siswi SMKN di Ponorogo
• Berita Duka, Raymond Hartanto Adik Boy William Meninggal Dunia : Ill Take Care of Kylie
Sebagian dari wawancara dengan Gus Yaqut ini dimuat dalam koran Tribun Jateng, edisi Selasa (10/9/2019). Berikut hasil wawancara lengkap:
Apa kabar Ansor-Banser? Ada perkembangan apa?
GP Ansor sampai sekarang masih konsisten dengan apa yang dilakukan terutama terkait kaderisasi. Kami terus menerus lakukan kaderisasi. Menurut database yang kami punya, kader baru dari seluruh Indonesia dan cabang-cabang luar negeri total kurang lebih 7,1 juta orang, itu belum masuk semua.
Kami sudah sering sampaikan bahwa kita harus siap menghadapi industri 4.0. Kami paham bahwa ini revolusi keempat dimana semua orang terkoneksi melalui internet.
Ansor mau tidak mau harus siap dengan situasi seperti itu. Mau tidak mau Ansor selama ini sadar bergerak di offline, artinya selama ini kurang familiar dengan teknologi informasi atau TI.
Jangankan internet, cara menyalakan komputer saja masih ada yang belum bisa. Jangankan main gadget, hapenya saja belum smartphone. Ini yang saya kejar di sisa masa periode saya.
Ansor-Banser jadi sorotan ketika Papua memanas. Apa yang sebenarnya terjadi?
Banser sama sekali tidak terlibat dalam provokasi ketika dimulainya kerusuhan Papua. Itu kan dimulainya di Surabaya, diawali penyerbuan Asrama Mahasiswa Papua. Memang ada pihak yang mengajak Banser untuk terlibat. Komandan Banser Jatim ditelepon oleh seseorang diminta turun untuk bergabung menyerbu asrama yang isunya ada pengerusakan bendera Merah Putih.
Mereka (Banser Jatim) lapor ke kami maka kami minta cek dulu karena harus ditabayunkan sebelum bersikap. Setelah dicek ternyata tidak ada. Maka tidak boleh ada penyerbuan.
Kalaupun itu terjadi, penyerbuan bukan pilihan Ansor-Banser. Kami punya mekanisme dalam menyelesaikan persoalan-persoalan.
Menurut Anda, siapa aktor intelektual di balik kerusuhan Papua?
Ya, ada aktor yang terlibat dalam kerusuhan di Papua, baik aktor domestik maupun internasional. Statemen aparat penegak hukum itu saja yang dikuti, meski kami melihat belum selesai.