Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Alat Berat Gali Tanah Pembangunan Rest Area Ungkap Riwayat Candi-candi yang Lenyap di Dieng

Warga Dieng akhir-akhir ini dikejutkan dengan penemuan batuan candi di Desa Dieng Wetan, Kejajar Wonosobo.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
IST
temuan batuan candi di lokasi proyek rest area Dieng Wetan saat penggalian dengan alat berat 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Warga Dieng akhir-akhir ini dikejutkan dengan penemuan batuan candi di Desa Dieng Wetan, Kejajar Wonosobo.

Benda purbakala itu tersingkap saat berlangsung pembangunan Rest Area di kawasan itu.

Di kedalaman sekitar 30 cm, alat berat yang menggali lahan untuk pondasi bangunan tak sengaja membentur benda-benda keras dalam tanah.

Tak disangka, itu bukan bebatuan alam biasa, melainkan batuan yang sudah dimodifikasi tangan manusia.

Batu-batu itu lantas diangkat dan dikumpulkan di lapangan sekitar lahan itu.

Ada batuan berukir seperti hiasan pada puncak pagar keliling candi.

Ada juga batuan yang mirip pondasi atau kaki candi.

Penemuan batuan candi di lahan itu sebetulnya tak begitu mengagetkan warga sekitar.

Eko Sebut Penghuni Maksimal Tinggal di Rusunawa Kota Tegal 6 Tahun, Ini Alasannya

Mugiyono dan Ali Makhsun Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Demak 2020 di Kantor DPC PDI Perjuangan

Pembinaan Olahraga di Kabupaten Pekalongan Kian Terpuruk, Uang Pembinaan Atlet Hanya Rp 76 Ribu

Siap-siap, Polres Purworejo Akan Tarik Senjata Api Personelnya yang Tidak Lulus Psikotest

Menurut Aryadi, warga sudah mengira jika di bawah lahan itu ada tumpukan material candi. 

Warga mengetahui lahan itu adalah bekas pesanggrahan atau tempat untuk mengumpulkan benda-benda purbakala di era kolonial Belanda.

Dua hari sebelum penggalian, seorang pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang berdomisili di Dieng rupanya sudah mengingatkan agar pekerjaan itu harus di bawah pemantauan BPCB.

"Karena dia tahu, di dalam itu ada batuan candi yang terkubur," kata Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Aryadi Darwanto

Penemuan batuan candi di lahan ini sedikit mengungkap teka-teki lenyapnya candi-candi atau situs di kawasan Dieng.

Belanda, kata Aryadi, pernah mencatat ada 400 situs kuno di kawasan Dieng.

Beberapa candi atau situs yang lenyap itu adalah Candi Prau dan Situs Watu Kelir yang letaknya hanya sekitar 20 meter di selatan lahan tempat ditemukannya batuan candi.

Karenanya, menurut Aryadi, masuk akal jika temuan batuan candi ini diduga adalah material Candi Prau dan situs Watu Kelir yang hilang.

Aryadi pun mengaku pernah melihat potret Candi Prau saat masih berdiri kokoh di tempatnya.

Dalam potret itu, candi yang konon lebih gagah dari candi Arjuna itu masih utuh.

Hanya kemuncaknya masih terlihat ditumbuhi tanaman liar.

"Sepertinya lebih besar dari candi Arjuna," katanya

Candi itu diduga sengaja dibongkar di era kolonial Belanda untuk pembangunan jalan akses yang menghubungkan tempat-tempat lain di kawasan Dieng.

Pasalnya, menurut Aryadi, saat candi Dieng ditemukan, kawasan yang meliputinya masih tergenang air atau berupa rawa.

Agar bisa dilalui, kata dia, orang Belanda membuat akses dengan cara menimbun genangan itu menggunakan material bebatuan.

Tentunya, butuh material banyak untuk pengerasan lahan berawa itu.

Candi Prau dan situs Watu Kelir yang berada di dekat lahan itu konon ikut dirobohkan dan diambil materialnya untuk menimbun genangan.

Batu-batu itu lantas ditumpuk hingga jalan akses terbentuk untuk lalu lalang mereka.

Selain itu, Belanda juga membuat parit-parit untuk kepentingan pembangunan kawasan itu.

Jalan raya Dieng Kulon Banjarnegara dan Dieng Wetan Wonosobo pun konon dibangun dengan tatanan batuan candi.

"Jalan Dieng yang sekarang itu konon di bawahnya juga tumpukan batuan candi,"katanya

Entah apa alasan Belanda harus meruntuhkan bangunan candi untuk membangun akses di Dieng.

Di lain sisi, sejumlah candi lain masih dipertahankan dan terawat hingga sekarang.

Bukan hanya Candi Prau dan situs Watu Kelir saja ternyata yang lenyap.

Beberapa candi lain yang pernah tercatat dalam sejarah juga hilang, semisal Candi Magersari, candi Parikesit di Dieng Kulon, serta candi Nakula dan Sadewa.

Warga Dieng Kulon, Batur Banjarnegara pun disebutnya mengakui jika di tengah-tengah pemukiman mereka dahulunya terdapat candi Parikesit yang hilang entah kemana.

Dari cerita warga, mereka bahkan masih bisa mencari ikan di komplek Candi Arjuna saat masih tergenang air. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved