Eko Sebut Penghuni Maksimal Tinggal di Rusunawa Kota Tegal 6 Tahun, Ini Alasannya
Antrean calon panghuni Rusunawa Kota Tegal mencapai angka 300 orang. Sedangkan, pada April 2020 warga yang masa periodenya habis atau enam tahun
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Antrean calon panghuni Rusunawa Kota Tegal mencapai angka 300 orang.
Sedangkan, pada April 2020 warga yang masa periodenya habis atau enam tahun hanya 47 orang.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Perkumiman (Disperkim) Kota Tegal, Eko Setyawan mengatakan, warga yang telah menempati selama enam tahun tetap harus keluar dari rusunawa.
Menurut Eko, hal itu sudah ada dalam peraturan daerah dan sudah disepekati sejak awal.
"Kalau waktunya habis harus tetep keluar.
Mau gak mau, suka gak suka, aturannya tetep seperti itu," kata Eko kepada tribunjateng.com, Senin (16/9/2019).
• Mugiyono dan Ali Makhsun Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Demak 2020 di Kantor DPC PDI Perjuangan
• Pembinaan Olahraga di Kabupaten Pekalongan Kian Terpuruk, Uang Pembinaan Atlet Hanya Rp 76 Ribu
• Tim RPP Undip Kembangkan Drone Pengangkut Pupuk Pertanian, Bisa Sirami Lahan Hingga 8 Hektar
• Siap-siap, Polres Purworejo Akan Tarik Senjata Api Personelnya yang Tidak Lulus Psikotest
Eko mengatakan, banyak warga yang tidak memahami mengapa mereka diberi waktu enam tahun.
Ada waktu enam tahun tinggal di rusunawa, artinya mereka diberi kesempatan menabung untuk beli rumah.
Ia mencontohkan, sewa kos di luar Rp 500 ribu sedangkan di rusunawa hanya Rp 150 ribu.
Artinya, jika sewa di rusunawa akan ada sisa Rp 300 ribu.
Jika selama enam tahun itu dikumpulkan, maka cukup untuk DP rumah.
"Dalam enam tahun, uang sisa untuk kost sudah cukup besar.
Itu teorinya.
Mestinya di tahun ke tujuh mereka sudah mandiri," jelasnya.
Namun Eko menyayangkan, banyak warga rusunawa yang terlena dan lalai.
Karena murah, mereka terlena untuk kredit motor.
Ia mengingatkan, supaya warga di rusunawa benar- benar paham.
Tujuan Pemkot mengadakan rusunawa, itu supaya bisa memberdayakan masyarakat hingga punya rumah sendiri.
"Banyak loh yang motornya bagus- bagus.
Punya mobil juga.
Mestinya, selama enam tahun itu mereka bisa beli rumah," ungkapnya. (fba)