Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Di Temanggung Setiap Jumat Adalah Hari Minum Kopi, Ada Surat Edaran Bupati

Bupati Temanggung, M Al Khadziq, menetapkan tiap Jumat sebagai ‎'Hari Minum Kopi' untuk lingkungan di seluruh wilayah Kota Tembakau.

Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Bupati Temanggung menikmati kopi di salah satu stan festival kopi. 

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - ‎ Bupati Temanggung, M Al Khadziq, menetapkan tiap Jumat sebagai ‎'Hari Minum Kopi' untuk lingkungan di seluruh wilayah Kota Tembakau.

Penetapan itu disampaikan melalui surat edaran (SE) Bupati bernomor 500/513/IX/2019, tentang Hari Minum Kopi‎.

"Jumat harinya ngopi untuk masyarakat Temanggung.

Antara lain sebagai sarana promosi kopi Temanggung‎, sekaligus upaya mendongkrak kesejahteraan petani dan pelaku usaha kopi," katanya, di sela-sela membuka Festival Kopi Temanggung di Gedung Pemuda, Kamis (19/9/2019).‎

Karena itu, ia meminta seluruh instansi di Temanggung untuk menyuguhkan kopi lokal setempat, kepada tiap tamu yang datang.

Demikian pula, kepada masyarakat untuk menikmati kopi lokal murni.‎

Ia mengklaim, prospek kopi Temanggung kian hari makin cerah.

Sebab, menurutnya, kopi Temanggung merupakan yang terbaik di Jawa.

Masyarakatnya pun, sambung dia, mulai tumbuh kesadaran untuk memperlakukan kopi secara baik, untuk meningkatkan kualitas produksi.

Menghalangi Jalan dan Putuskan Aliran Listrik, Anggota Polsek Sadang Kebumen Evakuasi Pohon Tumbang

Tanti Berniat Kembangkan Sport Tourism Untuk Dongkrak Kunjungan Wisatawan di Jawa Tengah

Awas Ditilang, Pemkab Berlakukan Sistem Satu Arah di Beberapa Ruas Jalan Demak Kota, Ini Daftarnya

Kisah Pilu Bupati Budhi Sarwono Tolong PK Pengidap HIV yang Telantar di Jalan Mau Melahirkan

"Alhamdulillah kopi Temanggungg mulai dikenal di seluruh Indonesia, bahkan sekarang sudah sampai luar negeri sebagai spesial kopi Jawa terbaik," klaimnya.‎

Diakui, meski sebagai produsen kopi, ngopi belum membudaya di Temanggung.

Berbeda dengan beberapa daerah lain, yang meski bukan penghasil kopi, masyarakatnya cukup familiar dengan budaya ngopi.

"Semisal di Gresik, Lamongan, Yogya, di mana-mana ada warung kopi.

Budaya ngopi sudah kental sekali," katanya.‎‎

Disinggung soal seberapa besar sektor usaha kopi mendongkrak perekonomian masyarakat, Hadziq tak bisa memastikan secara rinci.

Menurutnya, hingga saat ini masih banyak sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang belum mendaftarkan diri secara resmi ke dinas terkait.

"Sehingga, sebesara besar sumbangsih perekonomian secara riil belum terdata secara baik," katanya.

‎Seorang pelaku usaha kopi, Isro'i, mengatakan festival semacam ini cukup berpengaruh dalam mendongkrak brand kopi Temanggung.

Menurutnya, Temanggung merupakan daerah di Jawa Tengah (Jateng) yang cukup aktif membranding kopi.

"Terbukti, sering kita mengikuti gelaran semacam ini.

Baik di Jateng maupun di wilayah lain," ujarnya.

Ia mengakui, festival kopi dan semacamnya cukup efektif mendongkrak kopi Temanggung di kancah dunia perkopian di Indonesia.

"Sekarang popularitas kopi Temanggung cukup baik.

Itu tentu berimbas positif untuk petani dan pelaku usaha kopi Temanggung," kata pemilik merk dagang kopi Gunung Api ini.

Dituturkan, omzet jualan kopinya mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Terdiri dari penjualan kopi mentah, kopi roasting, hingga kopi siap saji.

Ia menyediakan berbagai jenis kopi: robusta, arabica, dan ekselsa.

‎"Penjualan kopi matang sudah diroasting bisa mencapai 200-258 kilogram/bulan, kalau kopi mentah bisa mencapai 10-15 ton/bulan.

Untuk jenisnya, di saya didominasi robusta," pungkasnya.

‎Festival ini digelar oleh himpunan pengusaha muda Indonesia (Hipmi) Temanggung, pada 19-22 September.

Terdapat 109 stan yang menjajakan kopi, makanan tradisional Temanggung dan lainnya. (yan)‎

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved