Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gara-gara Unggahan Jokowi, Tagar Jan Ethes Trending Topic, Ada Apa?

Unggahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibanjiri komentar sindiran dari netizen.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Twitter @jokowi
Presiden Jokowi dan sang cucu, Jan Ethes. 

TRIBUNJATENG.COM- Unggahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibanjiri komentar sindiran dari netizen.

Melalui akun Twitter @jokowi, ia mengunggah sebuah video kebersamaan dengan Jan Ethes.

Jokowi mengajak jalan-jalan Jan Ethes di istana Bogor.

Jokowi mengajak Jan Ethes melihat kuda, kambing dan Rusa yang tengah merumput di pelataran Istana Bogor.

Jokowi megajari Jan Ethes naik sepeda.

tak hanya itu, presiden ketujuh itu juga mengajak cucu pertamanya jogging bersama.

"Jalan-jalan pagi di sekitar Istana Bogor bersama Jan Ethes, melihat kuda, kambing, dan rusa merumput di pelataran.

Ngomong-ngomong, Jan Ethes paling suka binatang apa?," tulis Jokowi.

Lantas netizen membalas cuitan Jokowi dengan banyak sindiran.

Terlebih sindiran dengan masalah-masalah yang dialami oleh Indonesia.

Ada yang menyindir soal kebakaran hutan di hutan Riau dan Kalimantan.

Kisah Kelam Vokalis Backstreet Boys Nick Carter, Ini yang Tersisa dari Masa Kejayaannya

Pengakuan Mengejutkan Dennis Rodman, Ditelepon Madonna Minta Dihamili Mumpung Masa Subur

Mbah Pani Ceritakan Ritual yang Dijalani saat Topo Pendem, Tiap Azan Berkumandang, Ini yang Terjadi

Ayah Raafi Sesali Belikan Motor CB250RR yang Berujung Maut

Ada pula yang menyindir soal RKUHP 2019, ada juga soal revisi UU KPK.

Netizen meminta agar Jokowi bisa bertindak lebih cepat.

Netizen juga tidak ingin segala kritik tentang permasalahan negara diselesaikan dengan mengunggah video kebersamaan Jokowi dengan Jan Ethes.

Meski demikan ada pula yang membela Jokowi dengan mengatakan bahwa Jokowi punya hak libur dan berbagi kebersamaan dengan sang cucu.

Berikut balasan netizen dalam postingan Jokowi dengan Jan Ethes.

@WarisLubis: Ajak jan ethes ke lokasi selfie-selfie.. Misal ke lokasi hutan yang dibakar. Kan udh kondusif..Jadi jan ethes bisa melihat Binatang-binatang yang dibakar oleh Binatang. Jadi jan ethes tidak cuma melihat gambaran baik dari binatang, juga jan ethes dapat melihat gambaran buruk.

@MikhailRaffasya: Mohon juga jangan pencitraan ngemong Jan Ethes dulu, puluhan ribu anak2 seusia Jan Ethes di Riau+Kalbar sangat2 menderita itu.

@TriSartopo: Liburan atau cuti, adalah hak yg diberikan oleh negara, atau tempat kerja agar dimanfaatkan unt refreshing, termasuk Presiden bercengkerama dg keluarga dan cucu2 seperti Jan Ethes, bisa memberi energi baru bagi p.Jokowi dlm mengemban Tugas Negara. Sehat dan semangat selalu pak.

@lzrdhastomo: Pak mohon disimpan untuk koleksi pribadi dulu, negara kita sedang tidak baik-baik saja. Bapak berhak menikmati waktu dengan cucu, tidak ada yang melarang, tapi tolong dibagikannya nanti dulu pak, setelah semuanya lebih kondusif.

@AcehSelatanSatu: Pak Presiden.Kapan anda yg mulia bermain2 dg anak2 di area kahutla begini?? Ajak cucumu sekalian pak ke daerah ini
Biar bisa nikmati sengsaranya rakyatmu pak..
Mohon pak Astaghfirullahaladzim

@yusuf_iye: Bagusnya akun Twitter Jokowi ini dibikin dua. Satu, untuk kegiatan kenegaraan presiden, satu lagi untuk kegiatan keluarga presiden, biar ngak kelihatan Receh seperti ini.. Kurang peka dengan penderitaan masyarakat yg berdampak langsung dengan karhutla.

@nikenmawar: Pak, postingan jan ethes udh ga mempan.

@NU_rhs: Indonesiaku kini presiden dan cucunya jalan2 di istana menikmati hidup,rakyat dan cucunya berjuang di area karhutla mempertahankan hidup.

Soal Karhutla

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin pekat pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Korban terpapar asap berharap pelaku pembakar hutan dan lahan dihukum berat.

Hal ini diungkapkan korban asap yang mengungsi posko kesehatan di Pekanbaru.

Para korban kabut asap dan anak-anaknya sudah sesak napas dan batuk filek akibat kualitas udara yang sangat tidak sehat hingga berbahaya. Nora (31), salah satu korban asap meminta pelaku karhutla dihukum berat.

Warga Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, ini mengaku mengungsi sejak Sabtu (14/9/2019) lalu.

Dia dan keluarganya mengungsi di posko pengungsian di kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau di Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru.

Alasan dia mengungsi karena kabut asap pekat di lingkungan tempat tinggalnya, dan bayi sudah terpapar asap. Menurutnya, kabut asap ini berdampak ke berbagai aspek kehidupan.

"Dampaknya banyak. Aktifitas terganggu, anak-anak sekolah pun diliburkan. Warga pada banyak yang sakit. Jadi kita berharap kebakaran cepat padam dan asap hilang.

Untuk pelaku pembakar (hutan dan lahan) dihukum berat," kata Nora. Korban asap yang mengungsi lainnya, Dania (27), juga meminta pelaku dihukum berat.

Sebab, kata dia, ulah pelaku karhutla menyebabkan kabut asap yang menyengsarakan masyarakat. Terlebih, bayinya yang baru berusia 23 hari mengalami batuk dan sesak napas karena terpapar asap. Kata Dabi, beberapa hari lalu bayinya sempat dirawat jalan karena kesehatannya memburuk.

Namun, saat ini sudah mulai membaik selama di posko kesehatan. Warga Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, ini mengaku asap sangat pekat di sekitar tempat tinggalnya. "Di rumah kami asap pekat sekali.

Apalagi di sana juga ada (lahan) terbakar. Jadi kami sekeluarga kena dampak asap," kata Dania kepada Kompas.com, Kamis.

Sementara itu, diduga karena kabut asap, 3 bayi meninggal.

Bayi berusia tiga hari meninggal dunia di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau (18/9/2019).

Sebelum meninggal, bayi malang dari pasangan Evan Zebdrato dan Lismayani Zega mengalami sesak napas, batuk dan demam.

Evan mengatakan, badan anaknya panas tinggi dan bibir menghitam. Dia dan istrinya sudah sangat cemas.

"Badannya panas sekali, bibirnya menghitam. Kami cemas sekali dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata Evan sata diwanwacarai wartawan di rumahnya, Kamis (19/9/2019).

Lantaran cemas kondisi kesehatan anaknya memburuk, Evan membawa bayinya ke rumah sakit.

Namun, dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Safira Pekanbaru, bayi malang itu meninggal dunia. Bayi tetap dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa medis.

Hasil pemeriksaan, korban terkena virus diduga karena asap.

144.000 warga kena ispa

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan membuat setidaknya 144.219 ribu warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA).

Angka tersebut berasal dari data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan per 16 September 2019 pukul 16.00 WIB.

Kota Palembang menjadi kota dengan penderita ISPA terbanyak yakni 76.236 penderita, periode Maret hingga September.

Peringkat kedua diduduki Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah penderita ISPA sebanyak 15.468 periode Juli 2019.

Selanjutnya, Provinsi Riau dengan 15.346 penderita ISPA periode 1 hingga 15 September 2019.

Disusul Provinsi Jambi dengan penderita ISPA sebanyak 15.047 pada Juli hingga Agustus 2019.

Provinsi selanjutnya dengan penderita ISPA terbanyak yakni Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Banjarbaru.

Tercatat, setidaknya 10.364 penderita ISPA periode Juni hingga Agustus 2019.

Yang terakhir adalah Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kota Palangkaraya. Tercatat ada 11.758 penderita ISPA pada Mei hingga September 2019. (*)

Terungkap Motif Pelaku Sebar Video Syur Bersama Wanita Berseragam PNS Purwakarta

12 Fakta Tapa Pendem Mbah Pani, Selamat Seusai Dikubur 5 Hari hingga Kondisinya Terkini

Laode M Syarif Jelaskan Penetapan Tersangka Imam Nahrawi, Ini Reaksi Masinton Pasaribu

Alissa Wahid Protes soal RKUHP: Korban Seumur Hidup Menderita Lahir Batin

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved