Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Horor Warga Setelah Tembok Makam TPU di Mijen Semarang Ini Hancur : Ada yang Kesurupan

Hancurnya sebagian tembok sepanjang sekitar 100 meter itu membuat TPU dengan permukiman menjadi terlihat seolah tak memiliki sekat.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Ketua RT 7 RW 4 Wonolopo Mijen Kota Semarang Lanang Dumadi menunjukkan lokasi tembok makam yang ambruk, Selasa (24/9/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah warga RT 7 RW 4 Galbon, Wonolopo, Mijen, Kota Semarang, diresahkan dengan hancurnya tembok pembatas antara Tempat Pemakaman Umum (TPU) dengan permukiman mereka.

Hancurnya sebagian tembok sepanjang sekitar 100 meter itu membuat TPU dengan permukiman menjadi terlihat seolah tak memiliki sekat.

Para penghuni rumah di sana mengaku sering menemui kejanggalan-kejanggalan seperti dihantui makhluk halus.

Jarak TPU dengan rumah warga yang paling dekat saja terpantau hanya beberapa meter.

Beberapa penghuni rumah di sana pun merasa tak nyaman ketika keluar rumah harus berhadapan langsung dengan makam-makam itu.

“Banyak warga yang resah atas kejadian itu.

Ada yang mengaku melihat makhluk halus, ada yang kesurupan atau sawanan. Juga tiba-tiba stress,” ungkap Ketua RT setempat Lanang Dumadi saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Selasa (24/9/3019) sore ini.

“Ada anak kecil yang seperti sawanan (kesurupan), saat ditanya oleh orang pintar (cenayang) rumahnya mana, anak itu menunjuk ke arah makam,” imbuhnya.

Selain itu, para pedagang kali lima seperti penjual sate dan bakso harus mengalami hal serupa ketika berjualan di sana.

Dari cerita Lanang, para penjual makanan itu mulanya dipanggil oleh seorang pembeli di dekat makam.

Kemudian setelah dihampiri, ternyata pembeli tersebut tak muncul atau menghilang.

“Penjual sate dan bakso sudah tidak berani ke sini lagi,” ungkapnya.

Lanang berharap bahwa ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk membangun kembali tembok pembatas yang roboh tersebut.

Ia sendiri mengungkapkan bahwa tembok tersebut robohnya secara bertahap semenjak tahun lalu.

“Kami sementara menggunakan dana swadaya dahulu. Kami mengumpulkan uang dan membeli seng-seng bekas untuk dipasang sebagai pembatas,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved