Hari Batik Nasional, Ada Pembatik yang Cuma Dibayar Rp 400 Ribu Sebulan dan Tak Punya Jaminan Sosial
Hingar bingar perayaan Hari Batik Nasional (HBN) belum dirasa pekerja batik mingguan.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Hingar bingar perayaan Hari Batik Nasional (HBN) belum dirasa pekerja batik mingguan.
Target dari Pemkot Pekalongan dalam HBN terjadi transaksi jual beli batik mencapai Rp 10 miliar.
Selain itu Pemkot juga menargetkan nilai ekspor tahun ini mencapai 18,82 juta Dolar AS.
Namun fakta di lapangan, para pekerja yang menjadi ujung tombak Industri batik memperoleh upah kurang layak.
Pasalnya, tak jarang pekerja batik hanya dibayar Rp 100 ribu dalam sepekan.
Satu di antaranya Yarotun (40) warga Kauman Pekalongan Timur, yang merasa menjadi pekerja batik jauh dari kata sejahtera.
• Batik Tegalan Bermotif Kecipir Menang di Lomba Fashion Show Batik TIngkat Kabupaten Tegal
• Piutang PBB P2 Kendal Turun Rp 2,41 Miliar Berkat Bulan Penghapusan Denda
• Mahasiswa UMP Demo, Begini Trik Kapolres Purworejo Redam Ketegangan Massa
• Derita Warga Desa Langgar Purbalingga, 5 Bulan Menunggu Suara Mesin Berharap Truk Pembawa Air Bersih
“Saya sudah 10 tahun membuat batik, menurut saya bekerja sebagai pembuat batik belum sejahtera,” katanya, saat ditemui Tribunjateng.com di Jalan Hayawuruk Kota Pekalongan, dalam acara batik on the street, Rabu (2/10/2019) sore.
Dilanjutkannya, untuk menyelesaikan satu kain batik ia membutuhkan waktu hampir satu pekan.
“Saya hanya dibayar Rp 100 ribu, kalau motifnya mudah bisa 4 hari saya selesaikan.
Namun kalau sulit ya bisa satu minggu,” paparnya.
Yarotun mengaku selama 10 tahun bekerja sebagai pembatik tidak pernah mendapat jaminan sosial.
“Jaminan sosial tidak pernah dapat, bahkan untuk BPJS kesehatan saya harus mendaftar sendiri.
Semoga saja ke depan ada kejelasan nasib para pekerja batik,” ucapnya.
Kurang sejahteranya para pekerja batik juga diakui oleh Wakil Walikota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid.
Untuk itu ia mewakili pemerintah akan melakukan koordinasi dan menampung keluhan para pembatik.