Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Terbongkar, Inilah Ucapan Megawati yang Membuat Prabowo Luluh Menyerahkan Kursi MPR ke Bamsoet

Politikus Gerindra, Riza Patria dan politikus PDIP, Ahmad Basarah membeberkan dinamika yang terjadi dalam pemilihan ketua MPR perioder 2019-2024.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Kompas.com
Prabowo luluh dengan ucapan Megawati 

Politikus Ahmad Basarah lantas mengatakan bahwa luluhnya Gerindra karena adanya peran dari Megawati.

"Proses pengambilan secara keputusan secara aklamasi pemilihan ketua MPR, tidak lepas dari peran dan kontribusi trategis yang diberikan oleh Bu Mega, dan peran ketua umum partai yang lain, tetapi mulai dari awal sampai terakhir Gerindra menarik Ahmaz Muzani dan mendukung Bambang Soesatyo, memang Bu Mega mengkuti sejak awa dari proses pemilihan MPR, " ujar Ahmad Basarah.

Jengkel, Haris Azhar Semprot Fadjroel Rachman Lantaran Sering Sanggah Pendapat Mahasiswa

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Letkol Iqbal Lahmadi dan Istri Tewas Kecelakaan di Jalan Tol Ngawi

Seorang PNS Ditemukan Gantung Diri di Kamar Hotel di Purwokerto, Saksi Sebut Sudah 3 Hari Chek In

Jengkel, Haris Azhar Semprot Fadjroel Rachman Lantaran Sering Sanggah Pendapat Mahasiswa

Ahmad Basarah mengatakan bahwa Megawti mengingikan adanya amandemen terbatas UUD 1945

"Mengapa demikian? Bagi bu Mega setalh MPR 2014-2019, dalam rekomendasi ,merekomendasikan agar MPR periode sekarang menindaklanjuti melakukan amandemen terbatas UUD 1945 sekarang," ujar Ahmad Basarah.

Sehingga, menurut Megawati, cara yang ditempuh adalah dengan menyatukan suara fraksi agar amandemen terbatas bisa dilaksanakan.

"Dalam pikiran Bu Mega cara tersbeut hanya bisa dilakukan mulai sejak awal dengan cara yang benar,cara yang benar adalah seluruh fraski di MPR dan DPR ini harus sepakat dan kompak agar bisa amandemen terbatas itu," ujar Ahmad Basarah.

Ahmad Basarah lantas mengatakan bahwa Megawati menginginkan agar pemilihan Ketua MPR secara musyawarah.

"Maka disepakatikah pimpinan MPR mengakomodir seluruh fraksi-fraksi yang memiliki perwakilan di parleman, termasuk DPD RI, ,maka direvisiklah UU MD 3, jadi anggota MPR yang harusnya 5 jadi 10 supaya seluruh perwakilan politik memiliki unsur di MPR dar DPD RI," ujar Ahmad Basarah.

Namun, Ahmad Basarah mengatakan bahwa PDIP tidak ingin mengambil semua jabatan karena prinsip Indonesia adalah gotong royong.

"Begitu kedua, agar MPR bisa musyawarah mukafat, PDIP tahu diri, maka memungkinkan adalah partai pemenang pemilu adalah ketua MPR nya, tetapi PDIP berpikir bahwa Indonesia menganut demokrasi pancasila, sehingga memang tidak mengambil semua, kita sadar DPR RI dan presiden juga PDIP, maka karena semangat gotong royong maka PDIP tidak mencalonkan, akhrinya ketika proses berjalan di tengah jalan tinggal 2 calon," ujar Ahmad Basarah.

Ahmad Basarah lalu menceritakan lobi-lobi politik yang terjadi.

"Siatuasi mengeras lalu dilakukan lobi-lobi, lobi berjalan tanggal 2 sampai 3 pagi, lalu jam 3 sore, sampai jam setengah 7 malam, ternyata belum ada titik temu, gerindra dengan partai Golkar," ujarnya.

"Lalu saya lapor ke Bu Mega, bahwa pemilihan secara musyawarah mufakat terancam gagal,. mengapa karena gerindra dan golkar belum ada titik temu," imbuhnya.

AHmad Basarah laltas mengatakan bahwa kunci penentuannya ada di Prabowo Subianto.

"Lalu saya bilang kuncinya di Pak Prabowo, kemudian terjadi komunikasi antara Bu Mega dan Pak Prabowo," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved