Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pengakuan Suhartini Yang Hajatannya Diboikot Warga Karena Berbeda Pilihan Saat Pilkades

Hajatan Suhartini (50) seorang janda warga Jetak RT 13 Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen diboikot warga.

Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Tarub di rumah Suhartini di Jetak RT 13 Desa Hadiluwih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tengah dicopoti setelah digunakan untuk hajatan pernikahan, Rabu (16/10/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Hajatan Suhartini (50) seorang janda warga Jetak RT 13 Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen diboikot warga.

Warga satu RT nya bahkan tidak ada yang datang untuk sekadar rewang (membantu) atau mendatangi hajatannya.

"Sebelumnya saya sudah minta tolong ke pak RT untuk mengerahkan warga untuk rewang saat hajatan, tapi dilemparkan ke karang taruna, ke karang taruna dilemparkan lagi ke pak RT.

Ya sudah habis itu saya pulang," terang Tini kepada Tribun Jateng, Kamis (17/10).

Pada hajatan itu, Tini sedang menikahkan anaknya Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko yang juga warga Desa Hadiluwih, Rabu (16/10).

"Satu RT itu hampir 90 persen warga tidak datang, yang datang juga hanya rombongan besan, kerabat dekat, kerabat jauh, RT-RT sebelah sini," lanjut dia.

Tini mengaku bahkan karena tidak ada warga yang datang untuk rewang, dirinya bersama kerabat dekat mencari bantuan pemuda dukuh lain untuk penyaji tamu undangan.

"Alhamdulillah masih ada orang baik yang mau membantu, beberapa warga, sama pemuda dari warga MTA mau rewang," lanjut dia.

Aksi boikot Tini katakan sudah terlihat sejak malam pembuatan undangan atau dalam istilah jawa klumpukan ulem satu Minggu sebelum hajatan.

“Sejak klumpukan ulem kemarin sudah diboikot.

Waktu hajatan kabar yang saya dengar warga yang mau datang dihalang-halangi oleh seorang oknum dan melarang nggak boleh datang ke hajatan saya padahal mereka sudah dandan rapi.

Juga ada yang sudah jalan ke rumah diteriaki agar balik saja dan nggak usah datang," lanjut dia.

Aksi boikot itu terjadi diduga akibat salah satu oknum tokoh di kebayanan wilayah Tini yang melarang untuk datang di hajatan Tini.

Oknum itu diketahui adalah pendukung salah satu calon kepala Desa Hadiluwih yang kebetulan satu RT dengan Tini yang gagal pada Pilkades 26 September lalu.

Tini menerangkan satu minggu sebelumnya telah membuat bungkusan sebanyak 600 untuk dibagikan di satu kebayanan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved