Nelayan Cilacap Mendapat Pelatihan E-logbook, Tidak Perlu Lagi Repot-Repot Tulis Catatan di Kertas
Sejumlah nelayan di Cilacap telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan penggunaan aplikasi E-logbook, di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Sejumlah nelayan di Cilacap telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan penggunaan aplikasi E-logbook, di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap, pada Senin (21/10/2019).
Aplikasi E-logbook adalah sebuah catatan harian nelayan dalam bentuk aplikasi yang berisi catatan-catatan aktivitas para nelayan.
Catatan itu berisi data-data seperti identitas kapal dan nelayan beserta ABK, alat tangkap yang digunakan, jenis-jenis ikan apa saja yang ditangkap sampai dengan titik kordinat atau lokasi dimana nelayan mengambil ikan.
Para nelayan dapat mengisi secara langsung menggunakan smartphone android, dengan terlebih dahulu mendownloadnya.
"E-Logbook adalah catatan harian nelayan.
Jika dulu sistemnya masih manual dengan kertas, maka sekarang mengisi data tersebut cukup dengan hp," ujar analis data, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Edwinson kepada Tribunjateng.com, Senin (21/10/2019).
"Kita tinggal tarik datanya dan penggunaannya lebih cepat.
Sebelumnya nelayan repot mengumpulkan data itu melalui kertas, lalu petugas logbook di pelabuan baru memindahkan secara online," imbuhnya.
Cara kerjanya cukup mudah sebelum nelayan pergi menangkap ikan atau melaut dapat menyiapkan segala peralatannya.
Jika sudah mendarat, mereka bisa langsung online lagi dan memasukan data-data tangkapan.
Barulah setelah itu bisa dikirim ke server yang ada di Jakarta.
Tujuan utama penggunaan E-Logbook adalah untuk kelengkapan pendataan.
Supaya data-data yang dikumpulkan bisa lebih cepat dan lebih akurat.
Aplikasi tersebut juga sudah dilengkapi dengan sistem GPS, dimana lokasi dimana nelayan menangkap ikan bisa langsung diketahui.
"Di Kabupaten Cilacap sendiri dari 360 kapal nelayan, sudah ada sekitar 153 pengguna aplikasi E-Logbook, yang berasal dari berbagai ukuran muatan mulai dari 10 sampai 80 GT," tambahnya.
Aplikasi E-Logbook adalah bentuk kerjasama antara Badan Pangan Dunia atau FAO dan Global Environment Facility (GEF) bersama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Seluruh stakeholder yang terlibat tersebut melakukan sosialisasi dan pelatihan aplikasi E-logbook, pada nelayan di Cilacap.
National Project Officer, Indonesian Sea Large Marine Ecosystem (ISLME) Muhammad Lukman, mengatakan jika E-Logbook bukan hanya sekedar membantu mengatasi ilegal fishing.
Akan tetapi, menurutnya yang sedang diperbaiki adalah terkait dengan 'unreported fishing' atau data-data yang tidak terlaporkan.
"E-logbook bukan sekedar ilegal fishing tetapi juga unreported fishing. Karena hal inilah yang perlu dibenahi, dengan adanya aplikasi ini akan memodernkan para nelayan," katanya.
E-logbook akan menjadikan data perikanan di Indonesia yang terkoneksi dan terkoreksi yang selalu terbaharui tahunan bahkan bulanan.
Keberlanjutan dari data ini salah satunya adalah digunakan untuk penyusunan harvest strategy dalam menerapkan cara menangkap ikan yang baik dan benar dengan tetap menjaga kesejahteraan nelayan dan kelestarian laut.
Aplikasi E-logbook sudah diluncurkan sejak November 2018 sebagai upaya meningkatkan dan memperluas pemakaian aplikasi E-logbook, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan E-logbook di beberapa tempat.
Ada sekitar 100 nelayan skala kecil di berbagai wilayah seperti Cirebon, Indramayu, Pati, Cilacap, Lamongan dan Probolinggo mendapat sosialiasasi aplikasi E-Logbook.
Cilacap menjadi salah satu dari enam lokasi terpilih karena terletak di kawasan Indonesian Sea Large Marine Ecosystem (ISLME).
ISLME merupakan salah satu dari 66 ekosistem laut besar di dunia.
Meski demikian penggunaan E-Logbook masih ditemukan beberapa kendala.
Salah satunya adalah belum terbiasanya para nelayan dalam menggunakan perangkat elektronik atau gadget.
"Kendala lain nelayan kecil yang berukuran 10 atau 20 GT perputaarannya tidak besar dan belum biasa menggunakan smartphone," imbuhnya.
Salah seorang nelayan, Sangad (50) mengaku antusias dengan adanya aplikasi tersebut.
Namun demikian dirinya masih menemui kendala, salah satunya adalah belum terbiasanya dia menggunakan perangkat smartphone android.
"Iya antusias, cuma memang belum terbiasa, untungnya ada anak saya sehingga dia yang bisa," katanya.
Sanad beserta dengan anaknya, Sugeng (30) biasa menangkap berbagai jenis ikan seperti tongkol, udang, dan lain sebagainya.
Menurunya adanya aplikasi E-logbook cukup bagus dalam membantu para nelayan membuat pendataan yang lengkap.
Jika sebelumnya hanya menggukan kertas maka sekarang cukup menggunakan aplikasi.
"Memang kalau menggunakan kertas kadang suka basah. Apalagi jika di laut pasti terkena ombak dan ikut basah," pungkasnya. (Tribunjateng/jti)