Psikiater RSJD: Dampak Kecanduan Games Online Ada yang Datang Telanjang dan Marah-marah
Kebanyakan dari mereka masuk sudah dalam kategori ganguan jiwa berat dan berusia sekolah hingga dewasa.
Mereka terdeteksi kurang pengendalian diri, memprioritaskan bermain game dan mengesampingkan aktivitas sehari-hari.
Bisa dikategorikan kecanduan game bila orang menghabiskan sebagian besar waktu untuk ngegame, dan mengabaikan tugas tugas rutin lainnya.
Sulit berhenti dari hobi itu, kehilangan minat pada aktivitas lain, menipu menutupi perilaku, melakukan kejahatan demi game, mengabaikan akibatnya dan terus bermain, lari dari masalah.
Dari sudut pandang ilmu kedokteran jiwa, ada penyakit lain yang dialami selain dari penyakit utamanya, dalam hal ini kecanduan game, depresi, attention, bipolar, penyalahgunaan alkohol, gangguan cemas dan gangguan obsesif kompulsif.
Adapun penanganan pasien pada kasus tersebut adalah dengan psikoedukasi. Cognitive Behavioral Therapy/CBT, dan farmakoterapi.
Sedangkan untuk lama proses penyembuhan masing-masing individu berbeda-beda, dan dari pihak rumah sakit biasanya dalam keadaan kegawatdaruratan minimal tiga minggu intensif menjalani proses penyembuhan di rumah sakit.
Psikolog RSJD dr. Amino Gondohutomo, Sri Mulyani menambahkan banyak kasus kecanduan gadget yang muncul disebabkan karena orangtua terlalu sibuk sehingga mengabaikan anak.
Mereka baru sadar dan datang berkonsultasi ketika prestasi buah hatinya di sekolah mengalami kemerosotan.
Terapi yang bisa dilakukan dengan diberikan edukasi bahaya bermain game online. Selain itu juga harus dicari kegiatan perbandingan yang sama-sama menyenangkan seperti mereka bermain game online.
Sehingga mereka tidak hanya terfokus untuk mengisi waktu dengan bermain game.
"Dicari kesenangan lain, misalnya anak suka musik atau suka renang. Maka bisa dialihkan ke beberapa kegiatan tersebut," ujarnya. (tim)
