Psikiater RSJD: Dampak Kecanduan Games Online Ada yang Datang Telanjang dan Marah-marah

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- RSJD dr. Amino Gondohutomo Kota Semarang mencatat selama tahun 2019 ini sudah ada delapan pasien yang dirawat karena adiksi (kecanduan) game online.

Kebanyakan dari mereka masuk sudah dalam kategori ganguan jiwa berat dan berusia sekolah hingga dewasa.

"Kondisi berat ini misalnya agresif, gampang marah ketika lepas dari gadget. Bahkan ada yang telanjang," demikian disampaikan Psikiater RSJD dr. Amino Gondohutomo, dr. Linda Kartika Sari SpKJ, Senin (28/10).

Ia mengungkapkan bahwa fenomena kacanduan game online ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun akhir-akhir ini angkanya semakin meningkat.

Hal tersebut tak lepas dari perkembangan teknologi yang membuat seseorang lebih mudah bermain game.

"Kecanduan game online ini sudah ada lima hingga delapan tahun lalu.

Kalau dulu kan mereka harus pergi ke warnet dulu untuk bisa bermain game online.

Sekarang lewat handphone pun bisa. Sehingga memang trendnya semakin meningkat," ungkapnya.

Dijelaskan dr. Linda Kartika Sari SpKJ bahwa seseorang bisa disebut kecanduan ketika yang bersangkutan terpaku untuk terus bermain dan mengabaikan tanggung jawab utamanya seperti belajar, bekerja, mandi, beribadah, sekolah dan lain sebagainya.

Biasanya kecanduan game online ini muncul atau disebabkan tidak berdiri sendiri melainkan diiringi faktor lain.

"Jarang sekali pasien datang murni karena game online, dari delapan anak itu hanya satu atau dua.

Biasanya ada penyakit lain yang menyertai seperti cemas, depresi, bipolar dan mereka mengalihkannya dengan bermain game," ujarnya.

Salah satu hal yang paling penting dalam bermain game adalah bagaimana cara seseorang untuk mengatur waktunya di dalam dunia game dan dunia sebenarnya.

Kenyataannya, kadang seseorang tidak bisa mengendalikan waktu kapan harus berhenti bermain game, bahkan timbul kecanduan untuk selalu bermain.

Kecanduan atau adiksi adalah suatu gangguan yang bersifat kronis, ditandai dengan perbuatan kompulsif yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang untuk mendapatkan kepuasan pada aktivitas tertentu dan tidak mampu mengontrol kegiatan yang dilakukannya serta akan menimbulkan efek berupa melalaikan tugas-tugasnya.