70 UMKM Siap Ekspor Ikut Pameran BI Jateng di Lawang Sewu, Semua Transaksi Pakai QR Code
KPwBI Jateng resmi membuka pameran UMKM yang terdiri dari pameran, seminar, workshop, fashion show, talkshow, business matching, business counselling,
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - KPwBI Jateng resmi membuka pameran UMKM yang terdiri dari pameran, seminar, workshop, fashion show, talkshow, business matching, business counselling, dengan mengusung tema UMKM Gayeng di Museum Lawang Sewu Semarang, mulai tanggal 1-3 November 2019.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jateng, Soekowardojo mengungkapkan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya upaya untuk meningkatkan ekspor luar negeri, sebagai langkah mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Peluang untuk mengurangi defisit tersebut dilakukan dengan mendorong kinerja ekspor industri unggulan dan ekspor UMKM.
Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh UMKM untuk mengekspor produknya juga mulai bermunculan.
Meskipun demikian, pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi pelaku UMKM Indonesia baik dari sisi produksi, regulasi, maupun akses pasar.
• Sadar Batas Kemampuan Anggaran Pemkab, Bawaslu Demak Akhirnya Tandatangani NPHD Pilkada 2020
• Tim Evakuasi Bergerak ke Lokasi Penemuan Jenazah Hangus Terbakar di Lereng Gunung Merbabu
• Terbukti Timbun Limbah Berbahaya, DPRD Jateng Minta Pabrik Gula Blora Tutup
• Sindir DPRD Kendal, Ganjar : Ini Bikin Kendal Tidak Jadi Menarik
Oleh sebab itu, KPwBI Provinsi Jateng didukung oleh berbagai pihak, melaksanakan kegiatan tersebut dan melakukan business matching antara UMKM dengan potensial buyer.
"Khusus untuk kegiatan pameran, kami bekerja sama dengan kurator dari ID SEED (Indonesia Diaspora SME-SMI Empowerment and Development) telah melakukan kurasi kepada 150 UMKM se-Jateng.
Dari proses kurasi yang mempertimbangkan aspek kualitas, kapasitas produksi, serta potensi memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, didapat 70 UMKM yang dipandang siap atau memiliki potensi ekspor," ungkap Soekowardojo, pada Tribunjateng.com, Jumat (1/11/2019).
Dijelaskan, area pameran dibagi menjadi empat yaitu Area Fashion (kain, batik, tenun, baju, topi, tas, dll) ada 24 UMKM.
Setelah itu, Area Craft (hiasan kayu, logam, dll) ada 8 UMKM, lalu Area Food (makanan jadi/olahan) ada 20 UMKM, dan terkahir Area Coffee (kopi specialty Jawa Tengah) ada 18 UMKM.
Dalam kegiatan pameran ini, untuk menyiapkan UMKM menuju era digital, maka untuk mekanisme pembayaran akan dilakukan dengan kanal QR Code Payment yang menggunakan QRIS (QR Code Indonesia Standard).
"Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pada pameran kali ini target transaksi per hari sekitar Rp 500 juta dan target pengunjung 10 ribu orang per hari.
Sedangkan target business matching yang berhasil melakukan kontrak sebesar 100.000 dollar AS," jelasnya.
Pada kesempatan ini, Soekowardojo, juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, pihak Lawang Sewu, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
"Semoga sinergitas ini dapat kita lakukan secara berkelanjutan demi meningkatkan UMKM yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah menjadi 7 persen," pungkasnya. (dta)