Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bahas soal Cadar dan Rok Mini, Sujiwo Tedjo Bikin Semua Narasumber Tertawa Terpingkal-pingkal

Budayawan Sujiwo Tedjo membahas soal cadar dan memberikan perbadingan-perbandingan dengan rok mini.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Instagram Budayawan Sudjiwo Tedjo @president_jancukers
Bahas soal Cadar dan Rok Mini, Sujiwo Tedjo Bikin Semua Narasumber Tertawa Terpingkal-pingkal 

TRIBUNJATENG.COM- Budayawan Sujiwo Tedjo membahas soal cadar dan memberikan perbadingan-perbandingan dengan rok mini.

Hal itu ia ungkapkan di acara ILC yang tayang pada Selasa (5/11/19)

Mulanya, Sujiwo Tedjo mengaku terganggu melihat seseorang mengenakan rok mini.

BREAKING NEWS: Kecelakaan Beruntun, Pikap Tabrak 4 Motor 2 Mobil 1 Gerobak dan 2 Orang di Semarang

Ini Tanggapan Tegas Mahfud MD soal Cadar, Celana Cingkrang dan Radikalisme

Sopir Truk Kontainer Ungkap Penyebab Muatannya Timpa Mobil di Salatiga

Cerita Antonius Sempat Anggap Raharjo Bercanda Sebelum Meninggal di Jalan Wolter Monginsidi Semarang

Lantas ia membeberkan pengalamannya bertemu dengan seseorang yang mengenakan rok mini.

Sujiwo Tedjo mengaku terganggu melihat wanita memakai rok mini lantaran bisa menggugah gairahnya.

"Saya tuh ngelihat rok mini itu terganggu Pak, paling terganggu di bandara Ngurah Rai itu (Denpasar, Bali) di tangga pesawat itu pak, di tangga pesawat itu macet."

"Karena di belakang, penumpang di dalam macet di depan saya rok mini, itu angin kenceng. Wah itu saya bikin lagu," kata Sujiwo Tedjo.

Mendengar itu, para hadirin tertawa termasuk Karni Ilyas.

Namun, Sudjiwo Tedjo mengaku selain rok mini, perempuan berjilbab yang berdandan juga membuat ia tergoda.

"Ternyata bukan cuma rok mini yang menganggu, ini kalau mau jujur. Perempuan yang pake jilbab juga," katanya.

"Ah dasar itu Pak Sudjiwo aja," sela Karni Ilyas sambil tertawa.

Sujiwo lalu mengatakan perempuan yang memakai jilbab terlihat lebih cantik.

"Loh serius ini pak karena perempuan pake jilbab lebih cantik," jawab Sudjiwo Tedjo yang disambut tawa hadirin di ILC.

Baginya, perempuan berjilbab, perempuan yang memakai rok mini dan perempuan bercadar yang memperlihatkan mata juga bisa menggoda.

"Saya sering ngapain pake jilbab gombyor-gombyor enggak kelihatan itunya tapi dia pake make up? Itu pertanyaan lama saya. Tetep mengundang pak. Sama dengan rok mini itu dengan segala hormat saya bisa bikin lagu atau menari, atau saya bisa apa, atau saya bisa bikin lukisan," kata dia.

"Nah ternyata ada yang pakai cadar, nah bagi saya tidak akan menganggu lagi karena make up-nya tidak kelihatan lagi. Ternyata mata saja itu sudah eeerhhhhhhh jadi gimana ini," keluh Sudjiwo Tedjo.

"Apa mata harus ditutup," ujar Karni Ilyas sambil tertawa.

Lantas, Sudjiwo Tedjo menyimpulkan bahwa orang berhak menentukkan apa yang ia ingin pakai.

"Ternyata kesimpulan saya, kalau mau beragama dasarnya keyakinan, berilmu pengetahuan dasarnya skeptisisme, jadi kalau keyakinan rasinonalisasi itu hanya disampaikan tetapi di dalam batin jangan pakai alasan, malah nggak kena, yakin pakai cadar ya pakai aja," ujarnya.

Sujiwo Tedjo menegaskan jika perempuan yakin memakia cadar ya sudah yakin saja tanpa pertimbangan apapaun.

"Yakin pakai cadar ya yakin aja udah enggak usah kenapa-kenapa kayak aku jatuh cinta ke seseorang yakin-yakin aja enggak kenapa-kenapa, begitu ada kenapa-kenapa itu suah bukan keyakinan itu kalkulasi," kata Sudjiwo Tedjo yang disambut tepuk tangan.

Sujiwo Tedjo mengaku awalnya kasihan dengan perempuan yang memakai cadar.

Namun, ia juga mengatakan bahwa pesinden yang tidak memakia cadar juga kasihan karena terlalu ribet saat berdandan.

"tadi saya kasihan dengan orang pakai cadar pak, betapa tersiksanya, tetapi Pak , saya kalau ndalang jam 10 malaem, lihat sinden saya jam 5 sore harus dandan dan tidurnya nggak enak, ya sama tersiksanya, pakai kebaya juga tersiksanya," ujar Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo Tedjo mengaku bersyukur memiliki istri bukan kalangan selebriti yang tidak mengenakan sepatu high heels.

Sujdiwo tedjo mengatakan bahwa pilihan bercadar adalah soal keyakinan.

Sudjiwo Tedjo lalu khawatir jika pelarangan mengunakan cadar untuk ASN bisa saja sebagai test untuk melarang seuruh warga negara menggunakan cadar.

"Jangan-jangan yang di ASN nggak boleh pakai cadar ini merupakan test the water, kalau ini sukses, semua nggak boleh pakai, saya mendapatkan degub itu pak," ujarnya.

Lalu, Sujiwo Tedjo membandingkan perturang cadar dengan yang dialami Wapres Ma'ruf Amin yang tidak lagi mengenakan sarung.

"Saya yang 20 tahun pakai sarung, saya marah melihat Pak Ma'ruf Amin pakai celana ketika jadi Wapres, pak Ma'ruf Amin itu lucu pakai sarung, jadi kita merasa dekat, tetapi peraturan protokoler ya harus dihormati," ujarnya.

Namun, Sujiwo Tedjo mengatakan jika ASN dilarang mengenakan cadar maka sebaiknya itu dhomrati karena aturan institusi.

Mahfud MD Beberkan 3 Jenis Tindakan Radikalisme: Pemerintah Tindak Tegas Biar Tidak Merusak Negara

Ini 18 Nama-nama Finalis Indonesian Idol Lolos Final Showcase

Ini Tanggapan Tegas Mahfud MD soal Cadar, Celana Cingkrang dan Radikalisme

Sebelumnya, Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi menegaskan akan menindak aparat sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang ngotot memakai celana cingkrang saat bekerja, untuk berhenti saja sebagai PNS.

"Tapi dari aturan pegawai bisa, misalnya di tempat ditegur celana kok tinggi gitu? Kamu enggak lihat aturan negara bagaimana? Kalau enggak bisa ikuti, (silakan) keluar kamu," kata Fachrul Razi.

Menag Fahcrul Razi menyebut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016, ASN pria diwajibkan menggunakan celana panjang yang menutupi mata kaki.

Sedangkan celana cingkrang adalah celana yang ujung bawah celana berada di atas mata kaki.

Namun, dari sisi pemahaman agama (Islam), kata Menag Fachrul Razi, justru tidak bisa dilarang karena dalam Islam, memakai celana cingkrang, termasuk sunnah Nabi.

"Masalah celana cingkrang-cingkrang itu tidak bisa dilarang dari aspek agama. Karena memang agama pun tidak melarang," ujar Fachrul di Kementerian PMK, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).

Tak hanya itu, Fachrul juga memperingatkan PNS yang mendukung khilafah, untuk keluar dari Indonesia.

"Sikap kita mesti sama. kalau ada yang bersifat mendukung khilafah itu kan mendukung negara lain kamu dibayar Indonesia kamu harus hormat Indonesia kamu bisa berubah enggak? Kalau enggak bisa keluar Indonesia keluar dari wilayah ini!" kata Fachrul.

Fachrul menambahkan, soal radikalisme selalu menjadi tugas pemerintah.

Sebelumnya kata Fachrul, Presiden Jokowi sempat menyampaikan bahwa isu radikalime bukan hal yang baru dan sudah menjadi realita.

"Bapak presiden mengatakan bahwa masalah radikalisme adalah realitas untuk kita semua kementerian yang ada di Indonesia," katanya.

Pelarangan Cadar

Menteri Agama Fachrul Razi membantah telah melakukan pelarangan penggunaan cadar di lingkungan instansi pemerintah.

"Enggak ada, enggak ada (saya melarang), kami tidak pegang aturannya, larangannya juga tidak ada," ujar Fachrul Razi di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Fachrul Razi malah mempersilakan masyarakat maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) menjalankan kepercayaannya dengan menggunakan cadar ketika berada di lingkungan pemerintah.

"Jasi silakan saja, kalau dari aspek agama. Yang berhak melarang juga kan bukan Kementerian Agama," papar Fachrul Razi.

"Jadi pakai silakan aja, saya sudah bilang tidak ada larangan dan tidak ada dasar hukumnya," sambung Fachrul.

Mantan Wakil Panglima TNI itu pun membantah dirinya telah berencana maupun merekomendasikan terkait pelarangan cadar.

"Siapa yang bilang? saya enggak pernah bilang mengkaji. Kalau seandainya orang mengeluarkan aturan untuk kaitan keamanan ya aja, pasti bukan Kemenag itu yang melarang," tutur Fachrul.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi berencana melarang pengguna niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah.

Hal itu ia katakan karena alasan keamanan usai penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto.

Fachrul mengatakan rencana itu masih dalam kajian.

Namun aturan itu sangat mungkin direkomendasikan Kemenag atas dasar alasan keamanan.

"Memang nantinya bisa saja ada langkah-langkah lebih jauh, tapi kita tidak melarang niqab, tapi melarang untuk masuk instansi-instansi pemerintah, demi alasan keamanan. Apalagi kejadian Pak Wiranto yang lalu," kata Fachrul dalam Lokakarya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid di Hotel Best Western, Jakarta, Rabu (30/10/2019). (woro wahyu)

BREAKING NEWS: Pria Meninggal Dunia dalam Mobil di Jl Wolter Monginsidi Semarang

Lucinta Luna Tak Terima Dipanggil Brother oleh Boy William: Ngaca, Gue Tuh Cewek!

Daftar Harga dan Spesifikasi iPhone 11, iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max

ASN di Karanganyar Ramai-Ramai Berburu Baju Hancinco, Berkah Bagi Para Pedagang

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved