Ribka Tjiptaning Berapi-api Sindir Menkes Terawan saat Sampaikan Kekesalan soal BPJS Kesehatan
Ribka Tjiptaning, Anggota DPR komisi IX kecewa lantaran Menteri Kesehatan tidak segera memberikan keputusan soal polemik BPJS.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
"Saya setuju rumah sakit pemerintah ya memang harus untuk rakyat nomor satu, karena itu rumah sakit negara, seharusnya tidak mencari keuntungan," ujarnya.
Menteri Kesehatan mengatakan jika selama ini kuota untuk BPJS sudah 50 persen, sehingga jika kuota BPJS kelas 3 naik menjadi 60 persen, maka hal itu tidak mustahil.
"Kami selama ini memang untuk pasien BPJS kelas 3 sudah memberikan kuota 50 persen, sehingga untuk naik jadi 60 persen bisa, tinggal membelikan tempat tidur saja, sehingga nanti rumah sakit di kamar kelas 2 bisa dijadikan untuk kamar kelas 3," ujarnya.
Setelah itu, Ribka mengaku tidak sepakat dengan Jaminan Kesehatan yang di kelas-kelaskan, apalagi penerima BPJS dari pemerintah.
Setelah itu, tampak rapat tersebut tidak mendapatkan keputusan apapun.
Ribka tampak jengkel.
Ia berharap ketika keluar dari ruang rapat, ada sebuah keputusan.
"Kan Pak menteri sebagai dokter nih, ini persoalan nyawa manusia, misalnya ada orang sakit, kemudian bapak bilang tunggu ya saya rapat dulu, nah orangnya keburu mati. Dalam hal ini saya menunggu keputusan politik," ujarnya.
Ribka mengatakan dalam semua bidang profesi, selalu ada resikonya.
Lalu ia menyindir Menkes dokter Terawan.
"Memang pemimpin itu ada resiko, kalau nggak mau resiko jadi pemimpi, pasti ada resiko, dibilang menteri baru sok tahu, dokter musuhin, IDI musuhin, itu nggak apa-apa, itu resiko, tetapi rakyat merasa terbela, kita ada di mana, termasuk wakil rakyat," ujarnya.
Ribka menyebut bahwa sosok menteri hanya dipilih satu orang, yakni presiden.
Sementara anggota dewaan harus mendapatkan ribuan suara.
"Saudara menteri ini cuma dipilih presiden, sementara kami dewan dipilih ribuan rakyat,"
"jadi harap maklum kalau kami buru-buru minta jawaban, karena kami di Whatsapp rakyat, saya takut pulang ke Sukabumi, eh, ini belum ada keputusan politik, Menteri Kesehatannya mau rapat dulu dengan menteri-menteri yang lain," ujarnya.