Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Status Darurat Bencana Kekeringan di Banjarnegara Dicabut Namun Sejumlah Desa Masih Alami Kekeringan

Hujan sudah mulai turun di Kabupaten Banjarnegara. Status Darurat Bencana Kekeringan tahap 2 pun telah berakhir pada 7 November 2019 lalu.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
IST
Penyaluran air bersih ke masyarakat di desa kekeringan Banjarnegara 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Hujan sudah mulai turun di Kabupaten Banjarnegara.

Status Darurat Bencana Kekeringan tahap 2 pun telah berakhir pada 7 November 2019 lalu.

Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara masih rutin melaksanakan dropping air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.

Sebabnya, sejumlah desa di wilayah selatan, tengah, dan barat Banjarnegara masih mengajukan permintaan untuk mendapatkan bantuan air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), Arif Rachman mengatakan, kegiatan pengiriman air bersih akan tetap dilakukan sampai tidak ada permintaan air bersih dari desa-desa kekeringan.

Antisipasi Bencana Alam saat Musim Hujan, Polres Kebumen Gelar Apel Kesiapsiagaan

DRPD Kota Semarang Dukung Penambahan Anggaran UHC Rp 28 Miliar

Bupati Pati Haryanto : Undang-undang Jadikan Pondok Pesantren Semakin Terbina Secara Struktural

AKBP Indra Kurniawan Mangunsong Tekankan Anggotanya Teladani Sifat dan Pola Pikir Nabi Muhammad SAW

"Ini karena air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang tidak dapat dihindari, harus dipenuhi untuk keberlangsungan hidup” katanya, Selasa (12/11).

Meski kenyataannya bencana kekeringan belum juga berakhir, Pemkab tidak akan mengeluarkan status darurat kekeringan kembali.

Hanya saja, Pemkab tetap melayani kegiatan dropping air ke masyarakat hingga akhir bulan ini.

Sampai akhir bulan ini, hujan diperkirakan sudah turun merata ke semua wilayah.

Kemudian sumber-sumber air sudah mulai mengeluarkan air.

Dampak kekeringan tahun ini, kata Arif, diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar pada musim hujan kali ini masyarakat mau melakukan upaya konservasi.

Caranya melalui aksi penanaman pohon untuk memunculkan sumber mata air baru, serta meningkatkan debit air pada sumber mata air yang sudah ada.

“Prinsipnya, tinggalkan pada anak cucu kita mata air, bukan air mata” katanya.

Kegiatan dropping air bersih selain dilaksanakan oleh BPBD juga dibantu armada dari PMI, DPU, dan PDAM.

Kegiatan itu juga didukung unsur lain mulai BUMD, perusahaan, Lazismu, Anggota Dewan, pihak swasta, maupun pribadi serta relawan.

Pihaknya pun mengucapkan terima kasih atas kepedulian, kerjasama, dan dukungan berbagai pihak dalam menangani bencana kekeringan yang menjadi tanggung jawab bersama.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Agus Haryono menambahkan, Status Darurat Bencana Kekeringan pertama kali ditetapkan Bupati Banjarnegara pada tanggal 3 Juli sampai 28 September 2019.

Status ini berlanjut untuk masa kedua dari tanggal 29 September sampai 7 November 2019.

Pada Senin kemarin (11/11), kata Agus, pihaknya melakukan dropping air bersih ke 7 desa di 5 kecamatan.

Ke tujuh desa tersebut adalah Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja, Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok, Desa Karangjati Kecamatan Susukan, Desa Gentansari Kecamatan Pagedongan, serta Desa Wiramastra, Desa Wanadri, dan Desa Kebondalem di Kecamatan Bawang.

“Jumlah pengiriman pada hari Senin sebanyak 18 tangki atau 90.000 liter” imbuhnya. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved