Jendral TNI Bintang 3 Ini Apresiasi Pola Koordinasi Penanggulangan Bencana di Jateng
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah (BPBD Jateng) menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah Tahun
Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
Namun bukan berarti potensinya tidak ada.
"Potensi bencana di Jateng juga ada, di utara dan selatan ada banjir.
Kekeringan dan longsor di beberapa daerah.
Di musim seperti ini juga ada potensi puting beliung," urainya.
Di selatan, sambung dia, juga ada potensi gempa bumi dan tsunami, dari subduksi dua lempeng:
indo-australia dan eurasia.
"Memang, terakhir terjadi 300 tahun lalu.
Tapi bencana selalu berulang, ada siklusnya.
Harus diingat, tsunami adalah mesin pembunuh nomor satu," urainya.
Ia mengingatkan, masyarakat juga perlu diedukasi untuk evakuasi mandiri.
Sebab, semua program yang tanpa melibatkan masyarakat tak akan berhasil.
"Untuk meminalisir bencana-bencana yang disebabkan kerusakan alam, semua elemen masyarakat harus bergerak.
Kembalikan kearifan-kearifan lokal untuk melindungi ekosistem," tandasnya.
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, mengatakan berdasarkan data yang ada, selama 1 Januari - 4 November 2019 terjadi 1.647 bencana.
Rinciannya, bencana karena angin 350 persitiwa, banjir 135, kebakaran 519, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 242 kali.