Rizal Ramli Sebut Ahok Terjerat Sejumlah Kasus, Arya Sinulingga Beri Bantahan Keras
Staff Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga membantah sejumlah tudinag Rizal Ramli untuk Ahok.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Staff Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga membantah sejumlah tudinag Rizal Ramli untuk Ahok.
Hal itu disampaikan Rizal Ramli ketika di acara Apa Kabar Indonesia TV one pada Sabtu (16/11/19)
Arya Sinulingga tidak sepakat jika Ahok disebut Rizal Ramli kelas glodok.
" Ya enggaklah, Bnag Rizal ada yang mengada-ada," ujar Arysa sambil tertawa.
Arya Sinulingga menyebut Ahok memiliki kapasitas dalam transparansi dan akuntabilitas.
"Enggaklah, kita kan tahu kapasitas Pak Ahok dalam transparansi, akuntabilitas, sudah diakui, kinerja belaiu untuk membereskan birokrasi sudah diakui banyak orang, dari segi profesionalitasnya, jangan dilihat dari sisi politiknya," ujar Arya.
Arya Sinulingga menilai Rizal Ramli berlebihan memberikan tudingan kepada Ahok.
"Dibilang level glodok, ya enggaklah, itu kan gaya-gaya Bang Rizal aja, gaya aktivis zaman dulu, disimbolisasi seperti itu, kita lihat banyak pertimbanga kitalah," ujarnya.
Arya Sinulingga mengatakan bahwa Ahok dipilih sebagai petinggi BUMN untuk memberikan pelayanan yang lebih untuk publik.
"Mengapa kita pilih Pak Ahok mausk BUMN kita, pertama BUMN yang berhubungan dengan energi dan pelayanan publik, kita lihat kemampuan Pak Ahok masuk di sana untuk bisa membereskan BUMN-nya dan pelayanannya semakin baik," ujarnya.
Rizal lalu membantah ucapan Arya.
Menurut Rizal, Ahok memiliki banyak kasus dan mengumpulan dana off budget.
"Iya Arya ini kan jadi pejabat, jadi ngomong yang bagus-lah, tapi sederhana saja, Ahok banyak kasus kok, pembelian bus dari tiongkok, kasus sumber waras, Ibu Kartini bilang bahwa RS Sumber Waras hanya terima 400 miliar kok, 300 miliarnya nggak jelas, itu contoh yang bukan good governance kok, mengumpulkan dana off budget yang seharusnya dilarang oleh undang-undang, " ujarnya.
Menurut Rizal jika Ahok dijadikan petinggi BUMN, maka akan menimbulkan masalah.
"Ini perusahaan besar korporate experience, ini hanya menimbulkan masalah, kontroversi, value editnya nggak jelas," ujarnya.