Derita ODHA di Sragen, Dikucilkan hingga Bantu Tetangga Hajatan pun Tak Boleh
Mengidap AIDS membuat Ar (38) warga Dukuh Taraman, RT 03, Desa Taraman Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dikucilkan oleh masyarakat
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muh radlis
Tidak ada yang mewah dalam rumah itu, hanya televisi berukuran 14 inci dan kendaraan bermotor butut yang dimiliki Aris.
Semenjak didiagnosis terkena HIV 2016 silam kehidupan Ar sekeluarga memang cukup memprihatinkan.
Keluarganya mulai tidak mau tau keberadaannya.
Masyarakat sekitar juga mulai enggan walau hanya sekedar menyapa Ar.
Bahkan dia pernah diusir ketika ingin membantu tetangga yang sedang mempunyai hajat.
Hal tersebut disampaikan Ar kepada Tribunjateng.com saat menyambangi rumahnya, Rabu (4/12/209).
"Saya pernah mau bantu hajatan tetangga, tapi diusir ga boleh pegang barang-barangnya takut nular, semenjak itu saya ga pernah datang ke hajatan lagi, hanya tidur di rumah," katanya mengeluarkan air mata.
Sejak tiga tahun lalu, Aris juga tidak mempunyai pekerjaan.
Banyak perusahaan yang tidak mau menerima dia untuk bekerja.
Sementara untuk kebutuhan makan sehari-hari, Ar kadang memasak sendiri juga sesekali beli makanan di warung.
Ar juga mengandalkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) selama tiga bulan sekali sebesar Rp 500-600 ribu.
Setiap bulan dirinya juga mendapatkan bantuan berupa beras dan telur.
Ar juga telah mendapatkan bantuan listrik satu bulan lalu.
Sebelumnya untuk listrik, dia mengambil dari ibu mertua yang rumahnya berada dibelakang kediamannya.
Tidak hanya tinggal seorang diri, Ar memiliki dua orang anak, masing-masing belajar di kelas enam SD dan kelas satu SD.