Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Anggota Brimob Gugur Diserang Kelompok Teroris Poso Ali Kalora

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah, Bharatu MSM, gugur setelah diserang kelompok teroris MIT Ali Kalora

Tribun Timur via Handover/Kompas (Mansur K103-15)
Tega Mutilasi Warga Sipil, Inilah Pimpinan Teroris Poso, Ali Kalora 

TRIBUNJATENG.COM -  Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah, Bharatu MSM, gugur  setelah diserang kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, di Parigi,  Sulawesi Tengah, Jumat (13/12/2019).

"Lima orang kelompok DPO MIT Poso menyerang anggota dan warga yang selesai sholat Jumat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (13/12/2019).

Setelah kejadian itu, lima pelaku melarikan diri dan berpencar.

Kemudian, sisanya melarikan diri ke arah belakang mushola.

Menurut keterangan polisi, terjadi penyerangan kembali beberapa saat kemudian.

Para pelaku melepaskan tembakan ke arah pos di sekitar lokasi kejadian awal.

Bahkan, para pelaku sempat menyandera anggota pos tersebut.

"(Pelaku) sempat menyandera warga serta anggota Pos Sekat yang pulang dari sholat Jumat, namun anggota Pos Sekat sempat melarikan diri," tuturnya.

Kemudian, bala bantuan datang sekitar sejam setelah kejadian.

Namun, Argo belum merinci apakah ada korban lainnya.

Anggota Brimob Gugur

Sebanyak lima orang anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dikabarkan menyerang warga dan polisi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (13/12/2019) siang.

Akibat penyerangan itu, seorang anggota Brimob Polda Sulteng dikabarkan tewas tertembak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPalu.com, pada Jumat siang, tepatnya setelah salat Jumat, lima orang anggota kelompok melakukan penyerangan di sekitar musala atau berjarak sekitar 50 meter dari Pos Sekat Alfa 16 Satgas Tinombala.

Dikabarkan, setelah melakukan penyerangan kelima orang kelompok DPO MIT Poso berpencar.

Dengan berlari masing - masing tiga orang ke arah SD Salubanga dan dua orang ke arah belakang musala.

Kemudian, bebebrapa menit setelahnya kembali terjadi penyerangan dengan menembak ke arah Pos Sekat Alfa 16.

Saat itu dikabarkan para penyerang itu sempat menyandra warga dan anggota pos sekat yang pulang dari salat jumat.

Namun anggota pos sekat sempat melarikan diri dan warga yang disandra belum diketahui keadaan serta keberadaannya.

Mengetahui kejadian itu, pukul 13.34 wita, satu regu dari pasukan kejar yang dipimpin oleh Danki Kejar Ipda Richar telah menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan.

Sebab anggota Pos Sekat Salubanga saat itu terus memanggil untuk meminta bantuan melalui HT.

Adapun pergerakan DPO tersebut diperkirakan ke arah pegunungan tanah merah, pegunungan panta kapal, pegunungan maetangi, pertigaan arah KM 30 Salubanga dan menuju Pos Sekat Alfa 16.

Sampai dengan Jumat malam pukul 18.51 wita, belum ada konfirmasi pasti terkait kejadian penyerangan dan kontak tembak tersebut.

Saat dikonfirmasi, Kasubdit Penmas Humas Polda Sulteng, Kompol Sugeng mengatakan, pihaknya juga menerima informasi tersebut.

Namun belum bisa memastikan atau memberikan informasi pasti terkait kejadian penyerangan dan kontak tembak yang melibatkan polisi dan anggota kelompok MIT Poso.

"Informasinya seperti itu, tapi masih dicek dulu di lapangan, masih dipastikan dulu," terangnya.

Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora Sudah Dikepung Satgas Tinombala di Parigi Moutong

Satuan Tugas (Satgas) Tinombala sudah mengepung kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di daerah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan bahwa jalur ke arah penduduk juga sudah disekat aparat.

"Sudah diketahui titik koordinatnya, sudah dikepung oleh tim gabungan TNI-Polri, semua jalur-jalur klasik, baik jalur melalui sungai, jalur langsung ke arah masyarakat semua sudah dikepung," kata Dedi saat ditemui di Gedung Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Polisi telah memperpanjang waktu operasi Satgas Tinombala selama tiga bulan hingga Oktober 2019.

Menurut Dedi, tiga bulan tersebut adalah batas maksimal ketersediaan logistik bagi kelompok tersebut.

Namun, karena sudah terkepung, kelompok itu akan tertangkap jika mencoba turun untuk mencari logistik ke arah masyarakat.

"Dia coba untuk turun saja, pasti akan langsung ditangkap. Kalau mereka mau pakai komunikasi, itu sudah tidak bisa. Sudah kami amankan semuanya," ucap dia.

Dedi mengatakan bahwa kelompok itu tersisa sembilan anggota dengan dua pucuk senjata rakitan laras pendek.

Sebelumnya, Ali Kalora diduga juga terlibat kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap penambang emas RB alias A (34) sekitar akhir tahun 2018.

Polisi menduga bahwa RB alias A dibunuh oleh anggota kelompok tersebut.

Lalu, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada 31 Desember 2018.

Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.

Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso, terluka.

Operasi Tinombala Pengejaran Anggota MIT di Poso Diperpanjang Sampai Desember 2019

Operasi Tinombala, perburuan anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah hutan Kabupaten Poso dan sekitarnya memasuki tahap ke-4.

Tahap ke-4 itu dimulai, pasca TNI-Polri memperpanjang waktu pelaksanaan Operasi Tinombala pada pekan lalu.

Diketahui, Operasi Tinombala tahap ke-3 berakhir pada 3 Oktober 2019.

"Operasi Tinombala, tahap ke-3 berakhir tanggal 3, tapi karena ini kepentingan negara juga kita perpanjang," kata Kapolda Sulteng Lukman Wahyu Harianto, selaku Ketua Satgas, Senin (7/10/2019) siang.

Namun kata Kapolda Lukman, perpanjangan masa operasi itu dilakukan dengan minimalisasi anggaran dan efisiensi jumlah pasukan.

Operasi Tinombala tahap ke-4 itu diperpanjang sampai Desember 2019 mendatang.

Untuk jumah pasukan kata Lukman, berkisar yang sebelumnya mencapai 800 pasukan TNI-Polri, di tahap ini berkisar 600 orang pasukan TNI-Polri.

"Kita lakukan langkah-langkah beda dengan kemarin, upaya-upaya preferensi masih kita lakukan," kata Kapolda Lukman.

Pihaknya terus melakukan upaya pengerjaan terhadap sisa anggota MIT yang masih bertahan di bawah pimpinan Ali Kalora.

Operasi ini rencananya akan melibatkan berbagai unsur TNI-Polri, termasuk Kopassus dan Densus 88.

Kapolda Lukman berharap agar operasi ini berhasil dalam menangkap beberapa DPO pimpinan Ali Kalora.

"Itu makanya preferensi, intelijen, kita main terus, termasuk densus ya, terus kita kanalisasi, kita penetrasi," terang Kapolda Lukman. (TribunPalu.com/Muhakir Tamrin/Kompas.com)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved