Cegah Kasus Demam Berdarah, DKK Karanganyar: Sudah Ada Tim Satgas Hingga Tingkat Desa
Guna pencegahan kasus demam berdarah, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Karanganyar terjunkan tim satgas hingga ke tingkat desa.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Guna pencegahan kasus demam berdarah, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Karanganyar terjunkan tim satgas hingga ke tingkat desa.
Tim satgas tidak hanya memberikan sosialisasi terhadap pencegahan penyakit demam berdarah, juga mendampingi guna meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang meresahkan masyarakat.
Kepala DKK Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengatakan, di Karanganyar terdapat 838 kasus DBD pada 2019.
• Antisipasi Bencana, Wabup Ardie Imbau Warga Tegal Catat Nomor-Nomor Penting Ini
• TERBARU: KPK Tetapkan Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebagai Tersangka
• SPP Gratis SMA/SMK di Jateng, Ganjar: Kalau Sudah Terlanjur Bayar, Kepala Sekolah Harus Kembalikan
• Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya
Ia merinci, dari total kasus tersebut terdapat 8 korban meninggal dunia.
Tersebar di Kecamatan Jaten, Colomadu, Jumantono, Tasikmadu, dan Kebakkramat.
"Kasus terbanyak terjadi di wilayah Karanganyar Kota sejumlah 155 kasus, Colomadu 124 kasus, dan Tasikmadu 119 kasus," katanya, Kamis (9/1/2020).
Dijelaskannya, saat perubahan musim, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit.
Pihak DKK secara rutin mengingatkan kepada semua instrumen, baik dari tingkat kabupaten hingga desa.
Tujuan agar lebih aktif dalam melaksanakan kewaspadaan di lingkungan masing-masing.
Sambungnya, dari awal tahun hingga saat ini belum ada laporan dari tim terkait kasus demam berdarah.
• Polresta Surakarta Tangkap 6 Orang Terlibat Kasus Narkoba Sejak Tahun Baru
• BLK Kendal Mulai Seleksi Peserta Pelatihan Keterampilan, Sesi Pertama Tahun Ini Ada Kouta 112 Orang
• Bisa Pantau Kondisi se-Jateng dari Posko Terpadu Siaga Banjir, Ganjar : Kami Diminta Lek-lekan
Soal pergeseran wilayah endemis, menurut Cucuk, tidak ada pergeseran.
Namun soal besarnya kasus bisa bergeser tergantung aktivitas warga dengan pendamping.
Termasuk juga bagaimana pemberantasan sarang nyamuk itu.
"Banyaknya kasus, kalau ditelusuri karena aktivitas kewaspadaan yang mengendor."
"Pada saat yang sama, kami akan ingatkan lagi. Kami ada tim satgas hingga di tingkat desa," ungkapnya.