Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

DETIK-DETIK Penangkapan Polisi terhadap Raja Keraton Agung Sejagad, Ini Berita Lengkapnya

Setelah ramai diberitakan tentang keberadaan Keraton Agung Sejagat (KAS). Polisi menangkap dan mengamankan Totok Santosa

IST/Twitter via ReqNews
Totok Santoso Hadiningrat alias Sinuhun sebagai Raja Keraton Agung Sejagat, dan Dyah Gitarja sebagai Kanjeng Ratu. 

Istrinya yang juga merupakan permaisuri, dikenal sebagai Kanjeng Ratu, memiliki nama asli Dyah Gitarja.

Keberadaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat dianggap sebagai cara menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518.

Batu prasasti di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, Senin (13/1/2020).
Batu prasasti di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, Senin (13/1/2020). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Kemunculannya Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa.

Para pengikut KAS disebut dengan istilah punggawa kerajaan. Akhir-akhir ini aktifitas KAS membuat para warga sekitar resah.

Pada mulanya warga sama sekali tidak tahu-menahu dengan berbagai kegiatan yang dilakukan.

Warga hanya tahu bahwa di dalam area rumah yang sekarang disebut sebagai keraton, sering melakukan aktifitas budaya.

"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya, sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area keraton, Selasa (14/1).

Dulunya hanya dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).

"Itu adalah komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah zaman dulu," katanya.

Sumarni mengatakan kegiatan mulai ramai dan datang berbagai orang dari luar mulai 14 Agustus 2019. Orang-orang datang berdatangan menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.

Orang-orang itu datang bukan dari Purworejo atau orang asli di situ, melainkan mereka datang dari luar seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.

Aktifitas mereka dimulai pada pukul 17.00 WIB sore, hingga sekitar pukul 22.00 WIB.

Warga foto bersama Pak Bhabin, Bripka Herman saat melihat penggeledahan istana Keraton Agung Sejagat, Selasa (14/1/2020) malam
Warga foto bersama Pak Bhabin, Bripka Herman saat melihat penggeledahan istana Keraton Agung Sejagat, Selasa (14/1/2020) malam (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

Acara yang mereka selenggarakan menggunakan tatacara upacara ala manten Jawa. Ada tarian gambyong, cucuk lampah hingga prosesi pecah telor.

Warga yang melihat prosesi tersebut menjadi terheran-heran ada kegiatan apa seperti itu.

"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malam-malam seperti itu," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved